ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
11 April 2011, 10:04

I-PRESS, Cetak Generasi Entrepreneur Muslim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat ini, menjadi entrepreneur merupakan pilihan tepat. Apalagi jika dimulai sejak usia muda. Hal ini mengingat kebutuhan akan pekerjaan semakin meningkat tetapi tidak diimbangi dengan jumlah peluang kerja. Akibatnya tindak kejahatan yang bermotif keterbatasan ekonomi semakin meningkat.“Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin,” terang Suwandi Ali Syamsi S Pd, pembicara pertama.

Mengambil tema Berjiwa Entrepreneur, owner Cahaya Amanah Store ini mengartikan seorang entrepreneur tidak hanya sekedar mencari keuntungan. ”Entrepreneur adalah mereka yang mampu untuk memanfaatkan segala macam benda menjadi manfaat,” paparnya.

Dalam paparannya Suwandi menekankan akan pentingnya menjadi seorang entrepreneur. Mengutip Ciputra, dia mengatakan jika Indonesia membutuhkan setidaknya 2 % penduduknya menjadi entrepreneur untuk menopang kemajuan ekonomi. Sedangkan saat ini jumlah entrepreneur Indonesia masih dalam kisaran 0,8%. ”Apalagi menjadi wirausaha adalah salah satu pengamalan surat Al-Maidah ayat dua,” tegas Branch Office Manager Cahaya Amanah Surabaya ini.

Senada dengan Suwandi, Andi Sufariyanto juga mengatakan menjadi entrepreneur itu penting. Dalam paparannya, Holding Company PT Adila Imperium ini banyak menjelaskan mengenai jalan menuju sukses. Kunci utama ada pada diri sendiri. ”Cukup dua hal, mampu menguasai kelemahan diri dan terus maju,” tegas suami dari Laila Asri ini.

Sedangkan pembicara ketiga adalah Harun Musa, Direktur CV Mita Energi Sukses. Mengambil tema Kaya Dunia Akhirat, Harun menjelaskan bagaimana menjadi seorang pebisnis islami. Ia mendefinisikan bisnis islami dalam tiga hal. Pertama, aktivitas bisnis dalam berbagai  bentuk. Kedua adalah tidak ada batasan dalam jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya termasuk profit. Ketiga, adanya pembatasan dalam cara  perolehan dan pendayagunaan hartanya.

Lebih lanjut, Direktur Airlangga Broadcast Education merumuskan bisnis dalam tiga hal. Yaitu bisnis nenuju kebebasan finansial, kebebasan finansial menuju kebebasan beraktifitas dan menuju kebebasan prinsip hidup. “Harus jelas apa misi bisnis kita,” terangnya.

Dikatakan olehnya jika ada tiga pondasi untuk memulai bisnis yang disingkat dalam “IPK”. Intention yang berarti niat yang kuat. Passion yaitu gairah yang menggebu. Dan yang paling utama adalah knowledge, artinya komitmen tinggi untuk tidak hanya sekedar bermimpi, tetapi juga nyata dan langsung bertindak.

Disinggung tentang acara ini, Wildan Habibi penanggung jawab acara mengatakan jika acara ini ingin memberikan wacana kepada generasi muslim seputar entrepreneur. “Semoga selepas acara ini akan lahir jiwa generasi muslim yang sukses lainnya,” harap mahasiswa angkatan 2009 ini.

Ditemui selepas acara, Fahimatuz Zahroh, salah satu peserta mengaku sangat termotivasi. “Seminar yang benar-benar inspiratif. Materi ini akan menjadi bekal bagi untuk merealisasikan rencana bisnis saya,” terang mahasiswa Universitas Airlangga  (Unair) ini. (ran/hoe)

Berita Terkait