Di awal acara, semua yang ada di dalam ruangan Pasca Sarjana lantai 3 ITS diajak oleh panitia untuk menyayikan Lagu Indonesia Raya. Setelah itu, acara dibuka oleh Presiden BEM ITS, Dalu Nuzlul Kirom. “Kami ingin menggagas satu gerakan lagi selain turun ke jalan dan beraktivitas, yaitu melalui menulis. Menulis itu seperti MLM (Multy Level Marketing, red), pahalanya mengalir terus,†ungkapnya.
Setelah itu, masuk Boim Lebon yang akan mengisi materi Mendongkrak Motivasi untuk Menulis Karangan Populer. Penulis Serial Lupus ini mengawali materinya dengan banyak memperkenalkan dirinya melalui cerita tentang sepak terjangnya di dunia kepenulisan, termasuk kisahnya menjadi seorang wartawan sejak SMP. “ Kalau kita sudah kenal dekat, kita lebih enjoy buat diskusi,†ungkap memotivasi.
Pria yang memiliki nama asli Sudiyanto ini juga menjelaskan, ada beberapa macam motivasi yang memebuat orang untuk menulis, yakni eksistensi, materi, prestasi, dan penyampai isi hati. Maksudnya eksistensi adalah dengan sering menulis akan ada banyak orang yang mengenal kita melalui tulisan yang kita buat. Kemudian untuk materi, dengan menulis walaupun tidak selalu, penulis juga akan mendapat penghasilan.
Selanjutnya jika karya-karya yang ditulis tadi diikutkan lomba, akan ada kemungkinan untuk berprestasi. Dan tentunya, dengan membuat tulisan, si penulis juga mampu menyampaikan isi hatinya kepada pembaca. Entah itu dalam keadaan senang, sedih, galau, sedih, dan apapun suasana hati penulis.
Kemudian mantan produser RCTI tersebut mengatakan, untuk menulis diperlukan ide. Untuk mendatangkan ide tersebut bisa didapatkan di mana saja dan kapan saja seperti, menonoton film, membaca buku, berdiskusi, mengembangkan imajinasi setelah melihat sesuatu, melihat kejadian alam, dan masih banyak lagi. “Seperti orang menciptakan pesawat yang terinspirasi setelah melihat burung terbang,†ujar penulis buku Badman Bidin, Maryam Mah Kapok, dan Ayat Amat Cinta ini.
Lebih lanjut, Boim juga mengataka bahwa karakter tulisan bisa didapat dalam kehidupan sehari-hari. Seperti karakter temannya, Busur, yang diceritakan pada acara ini. Untuk bertanya kepada guru saja, temannya tersebut memakai bahasa yang puitis. “Wahai guruku yang baik. Manakala angin berhembus sepoi-sepoi. Manakala turun hujan yang rintik-rintik. Ada seorang muridmu yang belum mengerti,†ceritanya. Padahal intinya dia hanya mau menyampaikan bahwa dia tidak mengerti dengan penjelasan sang guru. Penuturan ini kontan mengundang gelak tawa para peserta.
Saat ditanya salah seorang peserta tentang tips menulis yang mengena di hati, Boim menjawab bahwa penulis yang baik itu suka memanfaatkan media-media yang ada di kehidupan sekitarnya. Sehingga dengannya, kemampuan menulisnya akan terus berkembang dan secara perlahan tulisan-tulisannya akan terbentuk. “Pada akhirnya, karena sering menulis, tulisan kita akan didengar orang,†jawab Boim.
Dalam acara ini, Boim ditemani oleh Asma Nadia yang mengisi materi Menulis dan Menerbitkan Karangan Populer itu Mudah. Selain itu, peserta diberi tantangan oleh Boim utnuk menuliskan kisah hidup mereka yang paling berkesan. Nantinya lima tulisan terbaik akan mendapat buku gratis dari Boim. Peserta yang ikut acara ini tidak hanya dari mahasiswa ITS saja. Ada juga yang dari Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Malang (UNM), dan Jakarta. Bahkan ada ibu rumah tangga yang datang bersama putrinya yang berusia sebelas tahun. (nir/hoe)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan