Panitianya terdiri dari anggota LDJ di jurusan Sistem Informasi, Teknologi Industri, D3 Teknik Elektro, D3 Teknik Kimia dan D3 Teknik Mesin. Gabungan dari jurusan-jurusan yang sering disebut dengan istilah ’kampus kota’. ”Kami merasakan urgensi yang cukup besar bagi masyarakat untuk membahasnya,” tutur Pramita Ayu N N, salah satu koordinator acara tersebut.

Dalam acara yang berlangsung sejak pukul 16.00 itu, hadir pembicara M Redza Kusuma. Alumnus Universitas Bhayangkara ini adalah ahli sejarah Islam dan juga seorang pentabligh aktif.

Ia menjelaskan, bahwa zionis pada dasarnya adalah sekumpulan orang yang sangat memuja mistisisme. Sejarahnya panjang, mulai dari zaman para Nabi. Dan hingga kini, mereka terus berkembang dan berusaha untuk menguasai dunia dalam segala aspek kehidupan.

Tanpa sadar, zionis telah menyelusupkan banyak simbolisme dan ideologi ke dalam banyak hal. Ditampilkan secara cepat, sehingga pengamat tak merasa sedang melihatnya. Namun sebenarnya tetap terserap dalam otak mereka.

Di antaranya adalah media film dan hiburan. Ia menunjukkan contoh-contoh mulai dari film Hollywood 9/11 hingga video klip Ahmad Dhani.

Simbol-simbol seperti mata satu adalah salah satu pertanda klasik mereka. Mata satu diperlihatkan dalam bentuk gambar maupun gerakan manusia.

Secara psikologis, simbol tersebut ternyata menstimulasi bagian otak yang mempersepsikannya sebagai sebuah perilaku. ”Simbol mata Horus ini memicu semacam ketundukan,” papar Redza.

Karena itu, ia menghimbau masyarakat untuk sangat berhati-hati dalam mencermati media. Ini penting, agar tidak semakin terjerumus untuk menerima tindakan-tindakan dan ideologi zionis. ”Ini semua real, kawan, tersembunyi di balik gemerlapnya dunia,” lanjutnya meyakinkan.

Yang lebih penting lagi, menurutnya, adalah untuk senantiasa rajin membaca Al-Qur’an. Kitab suci umat Islam ini adalah penangkal dari pemahaman bawah sadar tersebut. (lis/yud)