Lomba Beton biasanya mengadu tingkat Ultra High Strength, yaitu kekuatan tekanan atau Self Compacting Concrete, yaitu keenceran dari beton. Tapi kali ini panitia menantang peserta untuk menggabungkan dua jenis beton yang saling bertolak belakang tersebut. "Tema ini merupakan pertama kali di perlombaan beton," ujar Wahyu Candra Prasetya, ketua panitia Civil Expo tahun ini.
Beton dipilih sebagai perlombaan karena Teknik Sipil ITS merupakan salah satu jurusan sipil di Indonesia yang terkenal akan keunggulan betonnya."Beton bisa dibilang merupakan salah satu maskot dari Teknik Sipil ITS," ungkap Wahyu.
Dari 18 peserta di seluruh Indonesia yang berpartisipasi, enam diantaranya telah berhasil lolos ke babak final. Mereka adalah tim dari UK Petra, Universitas Indonesia, Universitas Bhayangkara dan tiga tim dari tuan rumah. Babak final sendiri berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (26/3).
Di hari pertama perlombaan, finalis diharuskan mendemonstrasikan pembuatan inovasi beton mereka di Labolatorium Beton Teknik Sipil ITS. Kemudian di hari kedua mereka mempresentasikan inovasi pembuatan beton mereka di hadapan para juri. "Pengumuman hasil perlombaan akan kami publikasikan pada tanggal 2 April di Grand City Mall," ujar mahasiswa murah senyum ini.
Pihak panitia menunjuk tiga juri dari instansi yang berbeda untuk memberikan penilaian di acara ini. Mereka adalah ketua laboratorium beton ITS, perwakilan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), dan juri dari PT Semen Gresik yang juga merupakan sponsor utama acara ini. "Semuanya sangat berpengalaman dibidang ini, dan obyektivitas penilaiannya pasti tinggi," tutup Wahyu.
Tunda UTS untuk Lomba Beton
Salah satu dari finalis lomba beton civil yang ikut berlaga adalah Tim PB Universitas Indonesia. Tim ini beranggotakan tiga orang yaitu Melky Suryawijaya, Fatchurrohman, dan Ryan Rakhmad Setiadi. Walaupun minggu-minggu ini sedang diadakan Ujian Tengah Semester (UTS) di kampusnya, namun mereka tetap bertekad datang untuk mengikuti perlombaan ini.
"Setelah mendapat pengumuman bahwa kami lolos ke final, kami langsung mempersiapkan surat-surat perijinan agar bisa datang kesini," ungkap Fatchurrohman.
Reputasi ITS dan Universitas Petra di bidang perbetonan yang sudah terkenal baik tidak membuat mereka gentar. "Moto kami adalah mencoba tak mengapa, menang bersyukur, gagal jadikan pengalaman," ujar mereka berurutan.
Berbagai pengalaman baru mereka dapat di lomba ini. Terakhir mereka memberikan saran kepada panitia. "Mungkin bisa dilakukan penjelasan lebih baik tentang informasi teknis pelaksanaan final di website resminya," tutupnya. (izz/hoe)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung