Ada Luki Sutrisno Bekti dan Nessy Luntungan Rambitan yang diundang sebagai pembicara dalam acara Bedah Inspirasi Soe Hok Gie Sekali Lagi tersebut. Kedua wanita tengah baya itu merupakan sahabat seperjuangan Soe Hok Gie ketika mahasiswa. Luki dan Nessy juga termasuk dua dari tiga orang yang menjadi editor dari buku Soe Hok Gie Sekali Lagi, selain Rudy Badil. Keduanya juga turut menyumbangkan beberapa tulisan di buku tersebut.
"Buku Soe Hok Gie Sekali Lagi dibuat pada tahun 2009 untuk memperingati 40 tahun meninggalnya Hok Gie," tutur Luki di awal sesi. Dia menjelaskan bahwa pada awalnya buku tersebut dibuat untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi ketika Soe Hok Gie meninggal di Gunung Semeru.
"Pasalnya beberapa tahun setelah itu banyak muncul desas-desus yang mengatakan bahwa Hok Gie mati karena diracuni orang, padahal tidak seperti itu" kenangnya.
Karena dirasa kurang menarik jika isi buku tersebut hanya menuturkan soal kejadian di Gunung Semeru, maka Luki, Nessy, juga Rudy Badil, menginisiasi untuk membuat buku yang menceritakan Soe Hok Gie dari berbagai sisi. Luki juga mengaku bahwa pembuatan buku ini juga bertujuan untuk mengenalkan kehidupan mahasiswa jaman dulu kepada mahasiswa sekarang melalui Soe Hok Gie.
Jika Soe Hok Gie masih hidup sampai saat ini, apa yang akan dia lakukan? Terjun ke politik praktiskah? Itu menjadi pertanyaan besar bagi semua peserta yang hadir. "Dia tidak akan terjun ke politik praktis, dia tidak akan menjadi bagian dari itu, karena saya mengenalnya sebagai orang yang konsisten dengan idealismenya," ungkapnya.
Sementara itu Nessy juga menambahkan, sosok Soe Hok Gie adalah orang yang sangat suka membaca buku dan berdiskusi. "Kalau dia dapat buku bagus, pasti semua teman-temannya diwajibkan membaca buku itu selama tiga hari secara bergilir," kenang Nessy. Menurutnya, ketika menjadi seorang dosen, Soe Hok Gie adalah seorang dosen yang rock n roll.
Lantas, mengapa harus dengan bedah buku? Mengapa pula harus Soe Hok Gie? "Orang-orang hebat adalah orang yang membaca buku, lihat saja Muhhamad Hatta dan Tan Malaka," ungkap Muhhamad Hatta Rafsanjani, Ketua Himasta ITS, pada sambutannya.
Rafsan, begitu ia biasa disapa, juga menuturkan bahwa Soe Hok Gie adalah sosok mahasiswa yang luar biasa pada jamannya. Sehingga sangat perlu bagi mahasiswa masa kini untuk mengetahui seperti apa sosoknya dan bagaimana perjuangannya. (sat/hoe)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan