Puluhan pemuda dan pemudi memasuki wilayah pemukiman warga. Mereka terlihat asyik berbincang-bincang dengan warga daerah tersebut. Berbagai informasi berusaha mereka gali untuk mengambil kesimpulan. Tidak hanya itu, dari kesimpulan tersebut mereka berusaha memberikan solusi terhadap sebuah masalah yang terjadi. Mereka adalah mahasiswa Fisika ITS yang melakukan studi lapangan analisa sosial dan pengabdian masyarakat.

Banyak warga menyambut baik kegiatan ini. Cerita tentang kondisi masyarakat di daerah tersebut pun berhasil diperoleh. Namun tidak semua warga menyambut baik. Ucapan bernada ketus pun diterima. “Saya kira kiriman dari pemerintah. Kalau kami nggak dapat tunjangan, ya maaf mas, mbak. Saya nggak mau ditanya-tanyai,” ungkap salah satu mahasiswa menirukan kalimat salah satu warga.

Setelah melakukan analisa sosial, para mahasiswa tersebut melakukan diskusi bersama. Dalam diskusi tersebut, mereka menceritakan hasil analisa mereka. Dari diskusi tersebut, banyak masalah yang sedang terjadi di daerah tersebut, di antaranya air sumur yang asin, sampah menumpuk di dekat pemukiman, sopan santun yang kurang, rendahnya tingkat pendidikan, dan ekonomi.
 
“Mayoritas penduduknya hanya dapat mencari penghasilan dari memulung dan mengepul sampah,” ungkap Intan Andriani selaku salah satu mahasiswa yang ikut kegiatan tersebut. Selain itu, Desi, teman Intan juga menyebutkan bahwa rata-rata pendidikan orang tua di sana adalah tamatan SD dan maksimal SMP.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Leadership and Managerial Training (Lentera) 1. Tujuannya adalah menanamkan kepedulian terhadap mayarakat di luar kampus. Setelah sukses melaksanakan Lentera 3 dan 4, kali ini Himasika menggelar Lentera 1. Semua kegiatan tersebut adalah pelatihan yang nantinya diharapkan mampu dilaksanakan secara berjenjang. “Jadi kami berharap yang mengikuti kegiatan Lentera dalah peserta yang mengikuti Lentera sebelumnya,” ungkap Nurul Fitria selaku panitia.(nir/yud)