Ketua Jurusan Desain Produk Industri (Despro) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini menambahkan, desain batik Indonesia yang ada dapat dikategorikan menjadi desain harafiah dan simbolik. Kelompok desain harafiah meliputi desain yang berasal dari stilasi langsung unsur lingkungan sekitar. Misalnya flora, fauna, dan alam.
Sedangkan kelompok desain simbolik berasal dari simbolisasi suatu teladan. Desain simbolik banyak diaplikasikan pada desain batik Kraton, misalnya Parang, Kawung, dan Nitik. “Oleh sebab itu, peluang pengembangan masih sangat luas,†ujarnya.
Karena peluang emas tersebut, alumni Arsitektur Universitas Gajah Mada (UGM) itu mengupayakan pengembangan desain batik Indonesia. Hal ini disebabkan karena sebagian besar desain batik yang ada masih berupa derivasi dari desain batik klasik yang diolah, digabungkan, dan dikembangkan menjadi puluhan ribu desain dalam berbagai warna, skala, dan proporsi.
Saat ini, pria asal Solo ini melakukan riset pengembangan batik nasional. Bersama timnya, Rahmatsyam Lakoro SSn MT, Sabar SE Msi, dan Sayatman SSn MSi mereka akan fokus dulu pada tema batik untuk anak-anak dan remaja. “Hal ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat identitas dan keunggulan industri kreatif Indonesia sekaligus upaya melestarikan warisan budaya,†jelasnya.
Tidak hanya sampai disitu, peneliti Rancang Bangun Standarisasi Sistem Nama Jalan Kota di Indonesia dari Badan Standarisasi Nasional Indonesia itu ternyata sudah menelurkan karya batiknya untuk ITS. Bersama timnya, Baroto bermimpi ingin membuat batik khas untuk masing-masing jurusan di ITS. Saat ini, visualisasi mimpinya itu sudah direspon positif oleh pihak Institut.
“Sebenarnya, batik itu sudah siap diproduksi masal,†ujar pria kelahiran 30 September 1964 tersebut. Namun, untuk menyempurnakan desain, tambahnya, dia bersama timnya masih melakukan test post untuk masing-masing jurusan. Segala saran dan masukan pun diterimanya dengan tangan terbuka untuk kemajuan bersama. Rencananya launching perdana akan diselenggarakan secepat-cepatnya bulan April 2011.
“Hasil riset batik modern untuk masing-masing jurusan di ITS bisa dilihat di kalender ITS 2011,†ungkapnya senang. Dalam kalender itu pun bisa kita saksikan keunikan dan kreativitas orang nomor satu di jurusan Despro itu. Beberapa gambar didominasi oleh alat-alat peraga dan praktikum yang sering kita jumpai di laboratorium. Sebut saja mikroskop, gelas beker, dan pipet. Selain itu, beberapa batik juga didominasi dengan gambar bertema kelautan sebagai simbol pengabdian ITS untuk bahari nusantara. (niv/hoe)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung