ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
18 April 2011, 11:04

Pagelaran Seni, Meriahkan Interval

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pagelaran ini dibuka dengan penampilan Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) Cinta Rebana. Alunan sholawat banjari ini menyambut para peserta Interval setelah melakukan jalan sehat. Tampil dengan dua buah lagu, penampilan ini cukup menghibur para peserta Interval.

Selepas Cinta Rebana tampil, festival band dimulai. Acara ini sebenarnya adalah ajang kompetisi. Jumlah band yang tampil adalah delapan band. Mereka adalah D’Limits, Sintaksis, Harmonic, Cloudy, ROS, SI Fair, Furion, Lala and The Inverter. Bakhrul Fauzi, koordinator sie acara Interval menceritakan jika depalan band tersebut telah melewati proses audisi sebelumnya. ”Jumlah pendaftar ada 25 band,” terangnya.

Festival ini benar-benar menuntut kreativitas para peserta. Bukan hanya lewat penampilan tetapi juga lewat lagu yang dibawakan. Pasalnya, setiap band wajib membawakan sebuah lagu daerah. ”Perlu kreativitas untuk membuat lagu itu menarik”, terang mahasiswa Teknik Fisika ini. Dia pun berharap festival ini mampu menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap kebudayaaan asli Indonesia.

Penampilan yang berbeda pun ditunjukkan oleh Harmonic. Sesuai dengan tema lawas yang diusung, mereka hadir dengan pakaian tradisional jawa lengkap dengan blangkon dan jaritnya. Alat musik mereka pun bukan drum ataupun keyboard. Tetapi suling, gendang hingga angklung. Penampilan yang tidak biasa ini menjadi semakin komplit dengan gaya kocak vokalisnya.

Meski berkompetisi, band-band ini tidak tampil secara berurutan. Festival ini disisipi oleh penampilan-penampilan lain. Seperti Teater Tiyang Alit, tari Saman oleh mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2010, serta penampilan dari UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM).

Dari hasil penjurian didapat tiga pemenang dengan nilai tertinggi. Mereka adalah D’Limits sebagai juara pertama, ROS sebagai juara kedua dan SI Fair sebagai juara ketiga.

Persembahan Maba
Seakan tak mau ketinggalan pihak panitia pun turut berkontribusi dalam memeriahkan acara. Mengusung tema integralistik mereka menampilkan sebuah persembahan untuk ITS berupa konfigurasi bendera. ”Ini murni dari kami angkatan 2010,” ujar Jiworeno salah satu penari. 

Lewat konfigurasi bendera ini, pihak panitia ingin menyampaikan pesan keintegralistikan. Dua belas warna bendera yang berbeda sebagai lambang perbedaan berbagai jurusan di ITS.

Konfigurasi umumnya identik dengan keserasian gerakan, namun tidak demikian dengan penampilan ini. Tarian justru dibuka dengan ketidakteraturan gerakan. Ini menggambarkan keadaan jurusan yang berjalan sendiri. Semakin lama gerakan pun semakin tak karuan hingga. Akhirnya terjadi perang antar bendera. ”Ini mewakili arogansi yang seringkali mengundang permusuhan,” terang Reno, sapaan akrabnya.

Puas dengan ketidakteraturan dan perang, perlahan mereka berdamai. gerakan para penari menjadi seirama. Mereka melingkar dan menyatu sebagai wujud kebersamaan. Di akhir para penari pun melepas bendera mereka dan mengalungkan bendera di leher.

Formasi ini menggambarkan jika kebanggaan itu ada di dalam hati. Persembahan ini ditutup dengan membentangkan bendera besar ITS. Dedi Irawan, salah satu penonton mengaku sangat terkesan dengan persembahan ini. Bahkan dirinya menagku sampai merinding. ”Semoga pesan ini dapat diterima oleh seluruh mahasiswa ITS,” terang mahasiswa Teknik Fisika. (ran/hoe)

Berita Terkait