ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
27 Januari 2011, 11:01

ITS Kehilangan Sang Guru Besar Lagi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setelah disalatkan di Masjid Manarul Ilmi ITS, jenazah Prof Paulus Indiyono yang kerap disapa Paul tersebut dibawa menuju Plaza dr Angka. Di gedung tersebut, ratusan sivitas akademika ITS yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan karyawan memenuhi ruang. Mereka berdiri mengelilingi jenazah untuk mengikuti upacara pelepasan.

Acara tersebut merupakan bentuk penghormatan terakhir dan ungkapan rasa terima kasih dari ITS kepada almarhum. Beberapa perwakilan dosen dan keluarga bergantian menyampaikan pesan dan kesan selama bersama almrahum semasa hidupnya.

Dalam upacara tersebut, diceritakan bahwa pria kelahiran Trenggalek, 5 Maret 1959 tersebut menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 13.00 WIB di ruang ICU RSU dr Soetomo Surabaya. Selama dirawat, almarhum sempat menanyakan keadaan cucu dan putrinya yang rencanaya menikah beberapa bulan lagi. Namun karena kondisinya seperti itu, akad nikah putrinya akhirnya dimajukan pada Kamis (27/1) siang pukul 12.00 di kamar inapnya. Saat itu, almarhum sudah dalam keadaan tidak sadar diri.

Dosen Teknik Kelautan tersebut dirawat di rumah sakit sejak 18 Desember 2010, sehingga terhitung selama 40 hari almarhum dirawat karena menderita penyakit gagal ginjal kronis. Penyakit tersebut mempengaruhi semua organ tubuhnya, termasuk paru-paru yang diduga menjadi penyebab meninggalnya almarhum.

”Beliau adalah orang yang bertanggung jawab dan sangat mengayomi keluarga," ucap Dio, salah satu putra almarhum dengan nada singkat. Menurut rekan-rekannya, almarhum juga dikenal sebagai pekerja keras dan peduli sekitarnya. Buktinya saat dalam keadaan sadar, dia masih sempat  menanyakan keadaan ITS dan nilai mahasiswanya.

Setelah beberapa perwakilan dosen menyampaikan pesan dan kesannya, dilakukan doa bersama. Di akhir acara, seluruh sivitas akademika yang hadir pada upacara tersebut bergantian menyalami anggota keluarga almarhum. Kemudian jenazah diberangkatkan untuk dikebumikan.

Kepergian almarhum meninggalkan banyak pesan dan kesan bagi sivitas akademika ITS. Menurut Prof Dr Ir Sugeng Winardi MEng selaku Pembantu Rektor II, selain sebagai dosen, almarhum juga merupakan peneliti yang handal dan potensial. Hal ini terbukti dengan terealisasikannya salah satu karyanya kapal Trimaran yang irit dan aman.

Sedangkan menurut salah satu mahasiswanya, Dicky, almarhum merupakan sosok dosen yang nyambung untuk diajak berdikudi dengan mahasiswa. ”Beliau orangnya simpel, nyambung, dan dekat dengan mahasiswa. Kalau diskusi selalu nyambung. Nggak tentang mata kuliah saja," ungkap mahasiswa yang dosen walinya adalah almarhum.

Tidak hanya itu, beberapa mahasiswa lain juga mengatakan Paul merupakan seorang yang murah senyum dan ramah. Bahkan menurut salah satu rekan dosen, Prof Daniel M Rosyid MRINA, walaupun kalau berbicara terkesan apa adanya, tapi almarhum adalah orang yang terbuka dan baik.

Selain Prof Paulus Indiyono, di hari yang sama sivitas akademika ITS juga kehilangan putra terbaik lainnya. Yakni Ir Murdi Asmara Adji, dosen Teknik Elektro yang juga telah banyak memberikan sumbangsihnya untuk sivitas akademika ITS.(nir/nda)

Berita Terkait