Perubahan serupa dengan yang dilakukan oleh dua universitas ternama di Indonesia itu belum dapat dilakukan di ITS tahun ini. Hal ini dikonfirmasi oleh Pembantu Rektor I, Prof Dr Ir Arif Djunaidy MSc. Ia menjelaskan, bahwa keputusan semacam itu harus benar-benar memperhatikan kondisi masyarakat ITS. Baik para mahasiswa, karyawan maupun dosen.
“Apabila jalur mandiri dihapuskan dari sistem seleksi mahasiswa baru, maka ITS bisa mengalami defisit sebesar Rp 80 miliar,†papar Arif. Bukan jumlah yang kecil, apalagi bila harus mempertimbangkan gaji dosen dan karyawan. Karena itu, jalur mandiri akan tetap diberlakukan di ITS.
Penerimaan mahasiswa melalui jalur mandiri memang menjadi salah satu sumber pemasukan bagi perguruan tinggi selama ini. Hampir semua perguruan tinggi di Indonesia memiliki jalur mandiri.
ITS pun demikian. Tahun lalu, seleksi masuk terbuka melalui Program Kemitraan dan Mandiri (PKM). Sementara ada pula tes khusus untuk jurusan Desain Produk dan Industri (Despro) yaitu Ujian Masuk Desain (UM-Desain).
Tahun ini, terkait dengan kebijakan kementrian pendidikan nasional, ITS melakukan beberapa perubahan. Sistem seleksi mahasiswa baru akan terdiri dari dua jalur: SNMPTN dan Seleksi Masuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (SMITS).
Jalur SNMPTN akan terdiri dari dua kategori, yaitu ujian tertulis dan/atau keterampilan. Yang kedua adalah jalur undangan. Ini merupakan pengganti dari program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada tahun-tahun sebelumnya.
Semua jurusan di ITS dapat dimasuki melalui jalur ini. Hanya saja, untuk Desain Produk dan Industri (Despro), yang diterima adalah pendaftar yang berprestasi khusus dalam bidang seni lukis dan/atau seni rupa.
SMITS merupakan jalur mandiri baru di ITS. Seleksi ini akan dilaksanakan sesudah SNMPTN. Bedanya, para pendaftar tidak perlu mengikuti ujian ulang. Seleksi akan dilakukan berdasarkan nilai ujian tulis SNMPTN para pendaftar.
“Calon mahasiswa yang tidak lolos SNMPTN, atau tidak diterima di ITS maaupun di jurusan awal yang diinginkan, bisa mencoba kembali,†jelas Arif. Menurutnya, hanya karena tidak lolos SNMPTN, belum tentu nilai mereka tidak mencukupi untuk masuk ke sebuah jurusan. Tapi, hanya pihak penyelenggara ujian dan perguruan tinggi saja yang akan mengetahui nilai para pendaftar.
Sekali lagi, jalur ini terbuka untuk semua program studi bidang sarjana. Pemerataan kesempatan dan peningkatan kualitas mahasiswa baru menjadi target utama jalur ini. Karena itu, akan diberlakukan juga perubahan biaya pendaftaran di jalur ini. “Kami ingin semua calon mahasiswa bisa kuliah di ITS,†pungkas Arif.
Keterangan lebih lanjut mengenai proses pendaftaran dapat dilihat di sini. (lis/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung