ITS News

Jumat, 05 Desember 2025
07 Oktober 2025, 15:10

Rancang Pemanggang Biji Kopi, Tim Abmas ITS Tingkatkan Produktivitas Petani

Oleh : indahts | | Source : -

Pemasangan mesin pemanggang biji kopi di Desa Rejoagung, Kecamatan Sumberwringin, Bondowoso oleh Tim Abmas Departemen Fisika ITS

Bondowoso, ITS News — Peningkatan produktivitas pertanian masih menjadi isu yang perlu diatasi. Menanggapi hal itu, tim pengabdian kepada masyarakat (abmas) Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan solusi berupa mesin pemanggang biji kopi untuk dukung peningkatan produktivitas petani kopi di Desa Rejoagung, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso.

Ketua Tim Abmas Departemen Fisika ITS Drs Bachtera Indarto MSi mengungkapkan bahwa kegiatan abmas di Desa Rejoagung ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produktivitas petani kopi setempat. Peningkatan produktivitas ini membutuhkan peralatan atau mesin pengolah hasil pertanian kopi untuk memberikan nilai tambah pada produk hasil pertanian kopi tersebut. “Mesin pemanggang biji kopi ini sebagai mesin pengolah hasil panen kopi untuk peningkatan nilai jual produk pertanian kopi tersebut,” jelasnya.

Dalam mengaplikasikan mesin pemanggang biji kopi tersebut, Bachtera dan timnya melakukan survei kebutuhan petani kopi Desa Rejoagung terhadap mesin pengolah produk hasil pertanian kopinya. Dengan mengetahui kebutuhan petani, perencanaan dan pembuatan mesin pemanggang kopi dapat dilakukan dengan baik.

Menurut Bachtera, perencanaan yang baik dapat menghemat penggunaan anggaran dalam pengadaan dan perangkaian komponen-komponen mesin pemanggang kopi. “Kami memperkenalkan kepada petani kopi bahwa mesin pemanggang kopi dapat dibuat dengan harga yang relatif murah dan dapat meningkatkan nilai jual produk kopi mereka,” terangnya kembali.

Diskusi yang dilakukan Tim Abmas Departemen Fisika ITS dengan anggota kelompok petani kopi di Desa Rejoagung, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso

Berbekal mesin pemanggang biji kopi, tim abmas ITS ini menggunakannya untuk peningkatan kualitas produk kopi sehingga nilai jualnya bisa lebih tinggi. Peningkatan kualitas dan nilai jual produk kopi ini, nantinya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani kopi Desa Rejoagung tersebut. “Produk kopi yang dihasilkan oleh mesin pemanggang dapat langsung dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi,” imbuhnya.

Dipaparkan Bachtera, mesin pemanggang biji kopi ini menggunakan energi listrik untuk menghasilkan panas. Keunggulan mesin pemanggang biji kopi karya dosen dan mahasiswa Departemen Fisika ITS ini adalah menggunakan energi listrik, selain bersumber dari PLN juga dari solar cell.

Energi dari solar cell digunakan mesin pemanggang pada siang hari, sedangkan pada saat malam hari mesin menggunakan energi listrik dari PLN. “Pemanfaatan mesin pemanggang biji kopi ini disambut antusias dan direspons dengan baik oleh masyarakat petani kopi desa Rejoagung,” ungkap Bachtera.

Tampilan mesin pemanggang kopi yang dirancang oleh Tim Abmas Departemen Fisika ITS

Ke depannya, Bachtera dan tim mengaku akan melakukan beberapa evaluasi pada mesin pemanggang biji kopi ini agar lebih baik. Ia menuturkan perlunya perbaikan pada sistem pangaturan dan kapasitas produksinya untuk mengantisipasi peningkatan jumlah hasil panen kopi. “Semoga pemanfaatan mesin pemanggang biji kopi ini dapat diterapkan juga di daerah perkebunan kopi lainnya di Jawa Timur,” pungkasnya penuh harap.

Kegiatan abmas yang dilakukan tim dari Departemen Fisika ITS ini merupakan salah satu upaya mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya poin ke-7 mengenai Energi Bersih dan Terjangkau, serta poin ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. (*)

Berita Terkait