Mahasiswa KKN Abmas ITS saat menampilkan hasil peta suhu permukaan Surabaya dengan teknologi AR
Kampus ITS, ITS News — Tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Departemen Teknik GeomatikaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memetakan fenomena Urban Heat Island (UHI) di Surabaya. Inovasi ini divisualisasikan secara interaktif melalui teknologi augmented reality (AR).
Ketua tim KKN Abmas Muhammad Hanif Khairurrijal menjelaskan bahwa Surabaya dipilih sebagai lokasi penelitian karena adanya peningkatan suhu yang signifikan. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tren kenaikan suhu di kota ini mencapai 0,5°C per dekade, tertinggi di Indonesia. “Urbanisasi yang masif membuat ruang terbuka hijau berkurang sehingga intensitas UHI di Surabaya semakin tinggi,” paparnya.
Hanif menuturkan, hasil analisis menunjukkan tren kenaikan suhu permukaan pada 2016–2019, penurunan drastis pada 2020 akibat berkurangnya aktivitas saat pandemi Covid-19. Kemudian, kembali meningkat pada 2021–2023 karena pengaruh El Nino. “Pada 2024, suhu kembali menurun berkat revitalisasi taman kota dan penambahan ruang terbuka hijau di Surabaya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, tim menemukan adanya hubungan negatif antara indeks vegetasi (NDVI) dan land surface temperature (LST). Semakin rapat vegetasi, semakin rendah suhu permukaan yang tercatat. “Meski faktor lain juga berpengaruh, penelitian ini membuktikan vegetasi menjadi elemen penting dalam mitigasi UHI,” terang mahasiswa Departemen Teknik Geomatika itu.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa terlibat aktif dalam akuisisi citra satelit Landsat 8, pengolahan data menggunakan ArcGIS Pro dan Google Earth Engine, hingga validasi lapangan dengan thermohygrometer. Validasi lapangan menunjukkan korelasi 72,13 persen antara data satelit dengan pengukuran lapangan. “Ini membuktikan bahwa data satelit cukup akurat untuk mendukung perencanaan tata kota,” jelas Hanif.
Tim KKN Abmas Teknik Geomatika ITS saat berkunjung ke BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya
Selain itu, inovasi lain yang ditawarkan adalah visualisasi tiga dimensi berbasis AR melalui aplikasi Assemblr Studio. Melalui teknologi ini, masyarakat maupun pembuat kebijakan dapat melihat perbedaan suhu antar kecamatan di Surabaya secara interaktif. “Visualisasi AR membuat data lebih komunikatif, interaktif, dan mudah dipahami,” imbuhnya dengan bangga.
Penelitian yang dibimbing oleh Dr Ing Noorlaila Hayati ST MT dan dukungan anggota Laboratorium Geospasial Departemen Teknik Geomatika ITS ini menghasilkan rekomendasi penting bagi pemerintah kota. Salah satunya penambahan ruang terbuka hijau di kawasan padat penduduk terdampak UHI. Dukungan anggota laboratorium turut berperan besar dalam keberhasilan riset, mulai aspek teknis hingga pengolahan data.
Terakhir, KKN ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata dalam mendorong kualitas hidup masyarakat perkotaan. Melalui kegiatan ini, capaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 tentang kota dan permukiman berkelanjutan juga turut didukung dan dikembangkan. “Upaya mitigasi UHI harus dilakukan berkelanjutan agar kota kita lebih adaptif terhadap perubahan iklim,” tutup Hanif optimistis. (*)
Reporter: Nabila Rahadatul Aisy Koestriyaningrum
Redaktur: Thariq Agfi Hermawan
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh

