ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
09 Desember 2010, 20:12

ITS Ikuti UNTL Inagurasi Lewat Konfrensi Video

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Layar dibentangkan di ruangan P3AI perpustakaan lantai enam, percakapan dari berbagai negara berlangsung melalui konferensi video. Keikutsertaan di program UNESCO ini berawal dari pertemuan informal antar dosen jurusan Teknik Fisika, Dr Dhany Arifiyanto ST MEng dengan Husni Thamrin PhD, dosen dari Universitas Keio Jepang yang sedang menggarap pengembangan UNTL.

"UNTL merupakan universitas yang baru berdiri selama tiga tahun, salah satu pengembangan infrastrukturnya adalah melalui School On Internet (SOI)," ungkap Dhany. ITS berperan untuk mengembangkan UNTL dengan cara memberikan pengajaran melalui internet. Nantinya akan ada tiga dosen dari Teknik Fisika yang akan memberikan pengajaran mengenai korosi, mekanika, dan energi terbarukan.

Dhany memaparkan bahwa bisa terjadi share ilmu lewat media e-learning dengan adanya keikutsertaan ITS dalam program UNESCO. Menurut Dhany, metode ini akan membuka wawasan baru bagi mahasiswa bahwa belajar tidak hanya melulu dilakukan didalam kelas. "Mahasiswa juga akan mempunyai feel yang berbeda jika mengetahui materi yang diajarkan sama dengan di luar negeri," tambah dosen berkacamata ini.

Forum konferensi video merupakan awal dari program UNESCO. Forum yang dilaksanakan selama beberapa jam ini diikuti oleh ITS, Universiti Sains Malaysia, Philippine Research Education and Government Information Network, Bangladesh University of Engineering and Technology, Keio University dan pihak UNESCO. Mahasiswa dari tiap perguruan tinggi tersebut mendiskusikan mengenai e-learning dan pengembangan sains di negaranya.

"Terkadang pertemuan di kelas dua kali seminggu tidak cukup, adanya e-learning dapat membantu mahasiswa," jelas perwakilan mahasiswa ITS di forum UNTL Inagurasi, Sylvia Ayu Pradanawati. Mahasiswi semester tujuh tersebut menambahkan e-leraning dapat diakses dimanapun namun bahasa masih merupakan salah satu kendala. Di negara lain, bahasa Inggris menjadi bahasa kedua sehingga transfer ilmu berlangsung lebih cepat.

Sylvia berharap suatu saat akan ada kuliah melalui konferensi video dimana dosennya berasal dari universitas lain. "Adanya kuliah dari dosen luar negeri membuat perkuliahan menjadi lebih dinamis," pungkas Sylvia.(el/az)

Berita Terkait