Ilustrasi seorang spesialis media sosial sedang mengelola konten yang dipublikasi (sumber: freepik.com)
Kampus ITS, Opini — Perkembangan dunia teknologi yang pesat turut menghadirkan peluang kerja yang semakin bervariasi. Mencari pundi-pundi uang pun tak melulu kerja setiap hari dari pagi hingga sore. Saat ini banyak dijumpai pekerjaan yang fleksibel dengan mengandalkan kreativitas dan komunikasi, salah satunya ialah spesialis media sosial.
Dikutip dari Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara, spesialis media sosial adalah pekerjaan yang melibatkan gawai dan teknologi di mana seseorang atau tim dapat mengontrol sebagian atau keseluruhan konten di media sosial. Tujuannya untuk menarik perhatian warganet melalui konten yang dipublikasi terhadap citra perusahaan atau produk yang ditawarkan.
Tak sekadar jago dalam komunikasi, spesialis media sosial harus memahami tiga faktor penting agar sebuah konten dapat memengaruhi masyarakat yakni reach, relevance, dan resonance. Reach merupakan kemampuan untuk menyusun, membuat, dan menyampaikan konten kepada warganet. Selanjutnya, relevance adalah kekuatan pada suatu jenama atau koneksi. Dan terakhir, resonance yakni usaha untuk mengarahkan sikap warganet agar mengikuti apa yang diinginkan pembuat konten.
Dalam merealisasikan hal tersebut, spesialis media sosial perlu memiliki keahlian dalam melihat tren terkini di masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai ladang promosi yang efektif. Selain memanfaatkan tren, spesialis media sosial juga perlu memerhatikan lini masa mulai pembuatan konten hingga dikonsumsi ke publik agar mendapatkan momen yang bagus dan menyasar target sesuai algoritma.
Pengguna media sosial pada Februari 2025 dalam persentase (sumber: wearesocial.com)
Meninjau data dari laman We Are Social, pada Februari 2024 terdapat 5,24 miliar identitas pengguna media sosial aktif di seluruh dunia, dengan total peningkatan sebesar 4,1% selama 12 bulan. Peningkatan pengguna media sosial tersebut merupakan momentum yang bagus untuk menggaet target pasar karena pada zaman sekarang hampir semua aspek sudah berbasis pada teknologi.
Tidak kalah penting, desain komunikasi visual juga menjadi soft skill yang wajib dikuasai. Melalui konten yang disampaikan, spesialis media sosial harus berpikir kreatif agar konten tersebut tetap mengikuti tren tetapi ada pembeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pekerjaan ini tidak hanya sekadar menjadi admin media sosial, tetapi juga harus bisa melakukan analisis mendalam mengenai tren yang sedang terjadi.
Spesialis media sosial dapat dikaitkan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDGs nomor 4 sebagai media untuk menyebarkan informasi pendidikan. Selain itu, SDGs nomor 5 untuk membantu mengangkat isu-isu kesetaraan gender dan melawan diskriminasi. Juga SDGs nomor 10 dengan berkontribusi menyebarkan informasi tentang kesenjangan sosial, mendorong inklusi, dan upaya mengurangi ketimpangan sosial. (*)
Ditulis oleh:
Ahmad Husein Al Qomary
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Angkatan 2024
Reporter ITS Online
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh

