ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
07 Oktober 2010, 18:10

Gemastik Pelopori Game Edukasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Salah satu poin yang ditekankan dalam kompetisi pengembangan permainan adalah manfaat pada masyarakat. Tidak hanya sekedar game biasa, para finalis diwajibkan untuk memenuhi kriteria ini. “Jadi semua game bisa digunakan untuk khalayak umum. Tidak hanya para pemenangnya saja,” ungkap Imam Kuswardayan S Kom MT, salah seorang panitia Gemastik.

Menurut dosen Teknik Informatika ini, untuk tahun ini tema yang diusung adalah karya harus bisa memudahkan siswa dalam mempelajari matematika dan fisika yang selama ini menjadi momok. Dari sini, para peserta dituntut agar membuat game edukatif dengan segala kreativitas mereka sendiri. “Game edukatif itu kan secara sederhana dibuat untuk mengubah sesuatu yang menjadi momok menjadi sesuatu yang menyenangkan,” imbuh pria yang akrab disapa Imam ini.

Seperti orang belajar mengetik. Untuk belajar manual, orang akan cenderung malas dan lebih rumit. Maka aplikasi berupa chatting memberikan alternatif orang untuk belajar mengetik secara tidak langsung. “Membuat sesuatu yang menyenangkan namun bermanfaat,” kata Imam.

Bertempat di gedung Robotika, 85 karya berupa game terbaik se-Indonesia tersebut juga ikut dipamerkan bagi khalayak umum. Masing-masing diakui memiliki keunikan tersendiri-sendiri, sehingga cukup susah bagi orang awam untuk menentukan mana yang terbaik. “Masing-masing finalis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang menekankan dari grafisnya yang dibuat sangat bagus, alur ceritanya, monolog orangnya dan lainnya,” ujar pria asli Surabaya ini.

Dari pameran pertama dalam sejarah pelaksanaan Gemastik tersebut, diharapkan akan ada masyarakat yang tahu bahwa game tidak hanya menjadi hiburan namun bisa menjadi sarana pembelajaran. Lebih dari itu, dengan adanya pameran itu juga akan ada industri atau investor yang tertarik dengan karya-karya perserta.

Dari penyisihan ini diambil enam besar yang nantinya akan berlaga di final besok. Imam menghimbau, semua peserta yang tidak lolos sampai ke final tidak berkecil hati. Karena semua karya yang masuk sebenarnya sudah bagus, tidak ada yang jelek. “Supaya karya tersebut tidak sia-sia, bisa dicoba untuk diikutkan game online,” pungkasnya. (hoe/bah)

Berita Terkait