Suasana perayaan Natal di ruang publik menjadi simbol perdamaian dan toleransi di tengah keberagaman (Sumber: radarsolo.jawapos.com)
Kampus ITS, Opini — Hari Raya Natal merupakan perayaan keagamaan umat Kristiani yang setiap tahunnya dirayakan sebagai momen refleksi atas nilai kasih dan perdamaian. Lebih dari sekadar rangkaian ibadah, Natal juga menjadi momentum sosial untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan memperkuat toleransi di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
Perayaan Natal umumnya dilaksanakan melalui ibadah di gereja dan kebersamaan keluarga, yang mengajak umat Kristiani merenungkan makna kasih dan kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia. Nilai tersebut tidak berhenti pada perayaan internal umat, tetapi mendorong sikap terbuka, empati, dan kepedulian. Dari sinilah Natal dapat dipahami sebagai momentum untuk membangun sikap saling menghargai dan hidup berdampingan secara harmonis di tengah masyarakat yang beragam.
Nilai kasih yang menjadi inti perayaan Natal sejatinya bersifat inklusif dan lintas batas. Kasih tidak terbatas pada relasi antarumat seiman, tetapi juga tercermin dalam sikap saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain. Praktik toleransi ini dapat dilihat dari berbagai bentuk solidaritas sosial, seperti keterlibatan masyarakat lintas agama dalam menjaga keamanan dan kenyamanan selama perayaan Natal berlangsung.
Nilai kasih dalam perayaan Natal mengajarkan pentingnya saling menghormati dan merawat keberagaman (Sumber: chatgpt.com)
Nilai toleransi dalam Natal juga tercermin dalam kehidupan bermasyarakat. Di berbagai daerah, perayaan Natal kerap berlangsung dengan dukungan dan penghormatan dari warga sekitar yang berbeda keyakinan sehingga ibadah dapat berjalan dengan aman dan khidmat. Hal ini menunjukkan bahwa pesan damai dan kasih Natal tidak hanya dirasakan umat Kristiani, tetapi turut memperkuat rasa saling percaya dalam masyarakat yang beragam.
Perayaan Natal sarat dengan pesan damai yang mengajak umat Kristiani untuk hidup rukun dan saling menghormati. Kisah kelahiran Yesus Kristus yang digambarkan hadir dalam kesederhanaan palungan menjadi pengingat bahwa setiap manusia memiliki martabat yang setara, tanpa melihat latar belakang agama, sosial, maupun budaya. Makna ini menekankan pentingnya sikap rendah hati dan keterbukaan dalam menyikapi perbedaan.
Di samping itu, pohon Natal yang dihiasi cahaya melambangkan terang yang dibawa Yesus Kristus bagi kehidupan manusia. Terang ini merefleksikan kasih dan kehidupan yang diajarkan Yesus, yang diharapkan dapat terpancar dalam sikap umat Kristiani di mana pun berada. Ketika nilai kasih tersebut diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, terang Natal tidak hanya bersinar secara personal, tetapi juga hadir dalam relasi sosial yang lebih luas.
Pada akhirnya, Natal mengajarkan bahwa perdamaian dan persaudaraan adalah tanggung jawab bersama. Menjaga toleransi bukan hanya tugas pemerintah atau kelompok tertentu, melainkan peran setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui semangat Natal, diharapkan nilai kasih dan toleransi dapat terus hidup dan menjadi fondasi dalam memperkuat persatuan bangsa di tengah keberagaman. (*)
Ditulis oleh:
Asher Yedijah Hoesono
Departemen Teknik Informatika
Angkatan 2025
Reporter ITS Online
Kampus ITS, Opini — Hari Raya Natal merupakan perayaan keagamaan umat Kristiani yang setiap tahunnya dirayakan sebagai momen refleksi
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –

