Kunjungan Tim Abmas ITS ke Kelompok Tani Jawatan Taliati POMOSDA, Desa Tanjunganom, Nganjuk
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung Jamur Cerdas dilengkapi sistem kontrol kelembaban otomatis bagi Kelompok Tani Jawatan Taliati POMOSDA, Desa Tanjunganom, Nganjuk. Inovasi ini menjadi solusi atas tantangan produksi jamur tiram yang selama ini terkendala oleh kondisi kumbung yang kurang ideal.
Sebelumnya, petani masih mengandalkan kumbung berbahan kayu dan bambu yang telah lapuk sehingga sulit menjaga suhu dan kelembaban. Kondisi tersebut berdampak pada pertumbuhan jamur yang tidak seragam, risiko kontaminasi tinggi, serta kebutuhan penyiraman manual yang intensif.
Proses pemasangan sistem kontrol kelembaban otomatis pada kumbung jamur modern yang dirancang oleh Tim Abmas ITS untuk petani jamur di Desa Tanjunganom, Nganjuk
Dipimpin oleh Prof Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD, Tim Abmas ITS ini merancang kumbung baru dengan rangka besi dan rak galvalum yang lebih kokoh, higienis, dan tahan lama. Kumbung ini dilengkapi sensor kelembaban dan nozzle penyemprot otomatis yang dapat dikendalikan jarak jauh melalui Bluetooth. “Sistem akan mendeteksi perubahan kelembaban. Saat kondisi menurun, penyemprot otomatis menghasilkan kabut air sehingga lingkungan tumbuh jamur tetap optimal,” jelas Guru Besar Departemen Kimia ITS ini.
Tak hanya pembangunan fisik, menurut Adi, timnya ini juga memberikan pelatihan teknis kepada para petani dan santri POMOSDA terkait pengoperasian alat, perawatan kumbung, serta manajemen baglog. Pendekatan ini memastikan teknologi dapat dikelola secara mandiri dan berkelanjutan oleh mitra.
Hasil panen jamur tiram yang lebih optimal dengan menggunakan kumbung jamur modern rancangan Tim Abmas ITS
Dampak program ini terlihat signifikan, antara lain meningkatnya stabilitas kelembaban, pertumbuhan jamur yang lebih seragam, penurunan risiko gagal panen, serta potensi produksi yang meningkat dari sekitar 1 ton menjadi 2 ton per siklus. Lingkungan budidaya pun menjadi lebih bersih, teratur, dan efisien.
Program ini merupakan wujud hilirisasi riset dan paten ITS menjadi teknologi tepat guna yang berdampak langsung bagi masyarakat. Dengan dukungan inovasi ini, petani berpeluang meningkatkan pendapatan sekaligus memperkuat keberlanjutan usaha. “Kami berharap model budidaya jamur modern ini dapat direplikasi di daerah lain dan memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat,” tambah Adi.
Kumbung jamur baru dengan struktur galvalum yang dirancang oleh Tim Abmas ITS
Kegiatan ini juga berkontribusi pada pencapaian sejumlah poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui peningkatan produksi pangan, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan penguatan ekonomi petani, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui penerapan teknologi tepat guna, serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) lewat budidaya yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Tim Abmas ITS ini terdiri dari dosen dan mahasiswa dari Departemen Kimia serta Departemen Teknik Mesin Industri ITS yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi. Kolaborasi dengan Kelompok Tani Jawatan Taliati POMOSDA diharapkan terus berlanjut untuk memastikan keberhasilan jangka panjang. (*)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh



