ITS News

Selasa, 16 Desember 2025
16 Desember 2025, 19:12

Mahasiswa ITS Ciptakan EyeXaminer, Deteksi Dini Retinopati Diabetik

Oleh : itsannn | | Source : ITS Online
Tampilan EyeXaminer, inovasi alat deteksi dini Retinopati Diabetik terintegrasi smartphone buatan tim mahasiswa ITS

Tampilan EyeXaminer, inovasi alat deteksi dini Retinopati Diabetik terintegrasi smartphone buatan tim mahasiswa ITS

Kampus ITS, ITS News – Retinopati Diabetik merupakan komplikasi diabetes yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan permanen jika terlambat ditangani akibat prosedur pemeriksaan mata konvensional yang prosesnya memakan waktu yang lama. Menjawab tantangan tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah inovasi bernama EyeXaminer, sebuah alat deteksi dini portabel yang terintegrasi dengan smartphone.

Ketua tim EyeXaminer Andi Bintang Adi Putra menyampaikan bahwa pemeriksaan mata konvensional saat ini memiliki kendala waktu yang signifikan karena tahapan pra-pemeriksaan yang memakan durasi lama. Pasien diwajibkan menggunakan obat tetes mata untuk melebarkan pupil dengan waktu tunggu hingga 40 menit. “Sangat disayangkan, pasien sering datang saat kondisi sudah parah karena enggan mengantre lama akibat prosedur panjang,” ungkapnya.

Tampilan laman aplikasi EyeXaminer setelah mendapatkan hasil citra retina pasien untuk diketahui hasil klasifikasi dan prediksi risiko kebutaan

Tampilan laman aplikasi EyeXaminer setelah mendapatkan hasil citra retina pasien untuk diketahui hasil klasifikasi dan prediksi risiko kebutaan

Merespons permasalahan tersebut, tim EyeXaminer merancang alat fundus capture portabel yang bersifat non-mydriatic tanpa bantuan obat tetes mata. Alat ini memanfaatkan kamera smartphone modifikasi dengan inframerah yang dilengkapi dengan eyecup khusus untuk menciptakan kondisi gelap total. “Desain ini memungkinkan pupil mata pasien melebar secara alami dalam kondisi gelap, sehingga pengambilan citra retina dilakukan lebih nyaman,” jelasnya.

Mahasiswa yang akrab disapa Abin ini menjelaskan, kecanggihan EyeXaminer terletak pada integrasi Deep Learning metode Convolutional Neural Network (CNN) Multimodal. Sistem ini mampu mengklasifikasikan keparahan penyakit ke dalam lima tahapan mulai dari normal hingga parah. “Jadi tingkatannya itu ada normal, ringan, sedang, berat, sama yang terakhir parah atau Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR),” rincinya.

Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS angkatan 2023 ini menambahkan bahwa EyeXaminer juga dapat memprediksi estimasi waktu risiko kebutaan menggunakan parameter klinis seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), riwayat merokok, usia, dan durasi diabetes pasien. “Prediksi tersebut diolah secara menyeluruh dengan menggabungkan citra fundus dan data klinis pasien,” paparnya.

Inovasi Abin dan tim ini terbukti mampu memangkas waktu pemeriksaan dari yang semula sekitar satu jam menjadi hanya satu hingga dua menit saja. Efisiensi inilah yang mengantarkan tim di bawah bimbingan Dr Shoffi Izza Sabila SKom ini meraih medali perunggu kategori Presentasi dan medali perak kategori Poster pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2025 lalu. “Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi pemeriksaan yang cepat dan akurat untuk meminimalkan risiko kebutaan permanen,” tutur Abin.

Tim EyeXaminer ITS saat berhasil meraih Juara 2 kategori Poster dan Juara 3 kategori Presentasi pada bidang PKM Karsa Cipta dalam ajang Pimnas 2025

Tim EyeXaminer ITS saat berhasil meraih Juara 2 kategori Poster dan Juara 3 kategori Presentasi pada bidang PKM Karsa Cipta dalam ajang Pimnas 2025

Ke depan, tim EyeXaminer berencana menyempurnakan prototipe dengan menambahkan fitur pemfokusan kamera otomatis, memperbanyak dataset gambar retina Indonesia, dan meningkatkan spesifikasi kamera. Dosen pembimbing turut mendorong penjajakan kerja sama dengan rumah sakit untuk validasi data yang lebih akurat. “Kami perlu kerja sama antar rumah sakit lagi untuk pengambilan data yang lebih luas,” ujar Abin.

Ia berharap inovasi ini dapat diterapkan secara luas di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini demi mencegah risiko fatal. Hal ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. (HUMAS ITS)

 

Reporter: Nur Anisa Alya Eriska

Berita Terkait