Prosesi serah terima jabatan Ketua Umum FDGBI dari Prof Dr Ir Abubakar Karim MS kepada Prof Dr Ir Imam Robandi MT IPU sebagai simbol pergantian kepemimpinan FDGBI periode 2025–2027.
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung penguatan kolaborasi akademik nasional melalui terpilihnya Prof Dr Ir Imam Robandi MT IPU sebagai Ketua Umum Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) periode 2025–2027, Rabu (11/12). Momentum ini sekaligus menegaskan komitmen ITS dalam menciptakan sinergi lintas ilmu untuk menjawab tantangan pembangunan bangsa.
Guru Besar Departemen Teknik Elektro ITS tersebut resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum FDGBI periode baru menggantikan Prof Dr Abu Bakar dari Universitas Syiah Kuala. Serah terima kepemimpinan tersebut menjadi bagian utama dari rangkaian kongres yang dihadiri oleh 140 profesor yang berasal dari lebih 30 perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam sambutannya, Imam menyampaikan bahwa FDGBI memiliki peran strategis sebagai wadah kolaborasi antarguru besar lintas perguruan tinggi dan keilmuan. Menurutnya, profesor sebagai jabatan akademik tertinggi dituntut untuk berperan aktif dalam merespons tantangan global yang kian kompleks dan bersifat transdisipliner. “Forum ini hadir untuk mempertemukan para profesor agar kolaborasi riset dan pemikiran strategis dapat berjalan lebih efektif,” jelasnya.
Ketua Dewan Profesor ITS tersebut menambahkan bahwa tanpa jejaring dan organisasi yang kuat, para profesor berpotensi tersegmentasi pada bidang keilmuannya masing-masing. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menghambat pertukaran gagasan lintas disiplin serta mempersempit ruang kolaborasi riset yang sejatinya sangat dibutuhkan untuk merespons berbagai persoalan bangsa.
Ketua Umum Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) terpilih periode 2025–2027, Prof Dr Ir Imam Robandi MT IPU, menyampaikan pandangannya mengenai penguatan kolaborasi antarguru besar dalam Kongres V FDGBI di Research Center ITS.
Lebih lanjut, Imam memproyeksikan kepemimpinannya akan difokuskan pada penguatan silaturahmi antarguru besar di tingkat nasional. Ia menilai pendekatan humanis menjadi langkah awal agar kolaborasi riset, pengabdian kepada masyarakat, dan kontribusi kebangsaan dapat berjalan secara berkelanjutan. “Jika kedekatan sudah terjalin, kolaborasi dan kontribusi bagi bangsa akan terbentuk dengan lebih mudah,” imbuhnya.
Forum yang juga dirangkaikan dengan seminar nasional ini turut dihadiri langsung oleh Menteri Transmigrasi RI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara. Dengan mengusung tema penciptaan pertumbuhan ekonomi di kawasan pedalaman, khususnya wilayah transmigrasi, seminar tersebut membahas pengembangan ekonomi berbasis riset dan potensi daerah.
Dalam pemaparannya, Iftitah menegaskan bahwa keterlibatan akademisi perguruan tinggi merupakan jantung dari program transmigrasi berkelanjutan. Menurutnya, setiap kegiatan dalam program transmigrasi harus berdasar pada keilmuan agar program mampu menjawab permasalahan yang ada secara ilmiah.
Upaya kolaboratif yang diusung FDGBI ini sejalan dengan komitmen pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan keempat tentang pendidikan berkualitas. Melalui peran aktif para profesor, diharapkan riset dan inovasi akademik dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama di wilayah pedalaman dan kawasan transmigrasi. (*)
Reporter: Nabila Rahadatul Aisy Koestriyaningrum
Redaktur: Andra Eka Wijayanti
Kampus ITS, ITS News – Retinopati Diabetik merupakan komplikasi diabetes yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan permanen jika terlambat ditangani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung penguatan kolaborasi akademik nasional melalui terpilihnya Prof Dr
Mojokerto, ITS News – Sebagai wujud dukungan terhadap program One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur, tim Pengabdian kepada Masyarakat
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah resmi meluncurkan Golden Ticket Admisi Program Sarjana 2026. Diresmikan

