ITS News

Jumat, 05 Desember 2025
25 November 2025, 09:11

Tangani Isu Pertalite, Pakar ITS Imbau Masyarakat Saling Bersinergi

Oleh : indahts | | Source : -

Pakar ITS Prof Dr Bambang Sudarmanta ST MT saat memberikan penjelasan tentang isu motor brebet akibat adanya percampuran pertalite dengan air

Kampus ITS, ITS News — Masyarakat dihebohkan dengan fenomena motor brebet setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite yang diduga telah tercampur air. Menyikapi hal tersebut, pakar konversi energi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Bambang Sudarmanta ST MT mengimbau pentingnya penanganan yang cepat dan tepat.

Guru besar dari Departemen Teknik Mesin ITS tersebut menjelaskan bahwa tercampurnya air dan Pertalite RON oktan 90 akan membuat persentase kandungan bahan bakar menjadi berbeda. Mengingat sifat air susah terbakar, hal tersebut akan memengaruhi sistem pembakaran dan dapat menyebabkan mesin tidak stabil atau bahkan mati. “Jika kadar air terlalu banyak, maka akan terjadi misfiring atau pembakaran yang salah,” jelasnya.

Meski demikian, menurut Bambang, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan motor brebet. Di antaranya adalah kualitas bahan bakar yang tidak konsisten, adanya pengendapan atau kotornya penyimpanan di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), ketidaksesuaian rasio kompresi mesin dengan bahan bakar, dan adanya sensor sensitif motor keluaran terbaru ketika mendeteksi bahan bakar yang tidak sesuai. “Perlu disadari terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kinerja motor tidak baik,” tuturnya.

Pihak ITS juga sudah melakukan pengujian dengan menambahkan etanol sebanyak 5 persen, 10 persen, 15 persen dan 20 persen. Persentase 5 persen dan 10 persen menghasilkan performa mesin yang relatif tidak berubah, sedangkan 15 persen dan 20 persen sudah mulai terlihat perubahan. “Penambahan 5 persen sampai 10 persen relatif tidak menunjukkan penurunan kinerja mesin,” jelas Manager Senior Science Techno Park (STP) Otomotif ITS tersebut.

Tabel matrik rasio kompresi mesin dan rekomendasi RON bahan bakar yang sudah disesuaikan dengan mesin motor dari berbagai referensi sesuai penjelasan Prof Dr Bambang Sudarmanta ST MT (sumber: instagram.com/sudarmanta8)

Rekomendasi bahan bakar yang sesuai dengan mesin motor sendiri dapat dilihat di buku manual yang didapat ketika membeli kendaraan. Penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dengan rasio kompresi mesin akan menimbulkan efek jangka panjang. Hal ini menimbulkan knocking atau pembakaran di tempat yang tidak semestinya yang kemudian merusak berbagai komponen mesin.

Bambang berharap adanya permasalahan ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Guna mengurangi kegaduhan, ia menginginkan masyarakat dapat bersinergi menangani kasus ini bersama. Masyarakat yang terdampak diharapkan dapat melakukan pengaduan secara kronologis dan jelas sehingga dapat segera ditangani oleh pihak Pertamina. “Perlu adanya kerja sama antara berbagai pihak agar tidak saling menyalahkan,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Pertamina juga harus mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Dalam mengatasi hal ini, Bambang menekankan pentingnya metodologi yang tepat saat melakukan pengujian. Sampel yang diuji pun harus mewakili seluruh sampel SPBU yang ada. Penelusuran pemasok juga bisa dilakukan mengingat permasalahan terjadi di beberapa titik Jawa Timur. “Pengujian sampel harus dengan metodologi yang benar, bukan sedekar agar hasilnya cepat saja,” tutupnya.

Pengujian RON, kualitas bahan bakar, dan kesesuaian bahan bakar dengan mesin turut mendukung program Suistanable Development Goals (SDGs). Yakni SDG poin 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau. (*)

Berita Terkait