Simbolisasi penyerahan wayang kulit dari Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana ITS Dr Machsus ST MT (kanan) kepada Dalang Pagelaran Wayang Ki Minto Darsono (kiri)
Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-65, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar pagelaran wayang kulit di area Fasilitas Olahraga ITS, Sabtu (25/10). Tak hanya menjadi hiburan budaya, kegiatan ini juga membawa momentum refleksi bagi sivitas ITS untuk menumbuhkan nilai perjuangan dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana ITS Dr Machsus ST MT menyampaikan, pagelaran wayang kulit ini merupakan tontonan serta tuntunan yang sarat akan nilai. Menurutnya, kesenian wayang masih tetap eksis hingga kini karena mengandung banyak pesan moral yang dapat diteladani dan diadopsi dalam keseharian. “Terutama di zaman yang sudah serba canggih ini,” ujar Machsus.
Penampilan Campursari Sekar Gadung yang turut memeriahkan pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati Dies Natalis ITS ke-65
Mengangkat kisah Wisanggeni Gugat, lewat pagelaran ini, ITS mengajak seluruh sivitasnya untuk merenungkan sejauh mana kampus telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Machsus menuturkan bahwa kisah ini tidak hanya menggambarkan perjuangan tokoh dalam dunia pewayangan, tetapi juga merefleksikan tanggung jawab moral dan semangat perubahan. Semangat inilah yang seharusnya dimiliki oleh insan akademik di seluruh pelosok negeri.
Dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS ini juga menegaskan bahwa perjuangan Wisanggeni bukan tentang kemenangan semata, melainkan tentang keteguhan hati untuk bangkit dari kegagalan. Nilai ini dapat diilhami di tengah arus kehidupan yang menuntut setiap insan untuk senantiasa berpacu dan berkompetisi tanpa henti. “Dalam kehidupan, sesungguhnya kita tidak pernah dituntut untuk selalu menang, tetapi untuk selalu berjuang,” pesannya penuh makna.
Dalang Pagelaran Wayang Ki Minto Darsono membawakan kisah Wisanggeni Gugat pada pagelaran wayang kulit Dies Natalis ke-65 ITS
Senada, Ketua Pelaksana Pagelaran Wayang Kulit Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD menjelaskan, tema ini menggambarkan semangat generasi muda yang berani memperjuangkan kemajuan. Hal ini pun selaras dengan tekad ITS untuk terus berinovasi dan memberikan kebermanfaatan bagi negeri. “Terlebih dalam momentum hari jadi ITS ini, Kampus Pahlawan terus mengupayakan kebaikan untuk masyarakat, nusa, dan bangsa,” tuturnya..
Dalam kisah yang diangkat, diceritakan bahwa Kerajaan Astina dikuasai oleh keluarga Kurawa yang dipimpin oleh Raja Duryudana. Akibat kecurangan kurawa, keluarga Pandawa terpaksa tersingkir dari kerajaan. Melihat ketidakadilan tersebut, Wisanggeni, putra Arjuna, bangkit melawan demi menegakkan kebenaran. Meski perjuangannya sempat menemui kekalahan, semangat Wisanggeni tidak pernah padam.
Di kahyangan, Wisanggeni memperoleh wahyu Gada Inten, sebuah pusaka sakti yang diyakini mampu menuntaskan segala persoalan. Saat kembali ke bumi membawa cahaya Gada Inten, Prabu Manik Maninten dan Kumbarawesi diliputi rasa takut oleh pancaran sinar pustaka tersebut. “Adegan ini menggambarkan, keangkuhan dan kepalsuan tidak akan cukup mampu menandingi kekuatan kebenaran sejati,” jelas Eko.
Ketua Pelaksana Pagelaran Wayang Kulit Dies Natalis ke-65 ITS Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD menyampaikan sambutannya saat sesi pembukaan acara
Tak kalah memikat, pagelaran wayang kulit yang dipimpin oleh Dalang Ki Minto Darsono kian semarak berkat iringan Campursari Sekar Gadung serta penampilan jenaka Jo Klitik dan Jo Klutuk. Suasana semakin hidup dengan hadirnya stan kuliner tradisional serta penyediaan terjemahan naskah wayang dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang berhasil menarik perhatian lebih dari 3.000 penonton. “Bahkan mahasiswa asing turut hadir menyaksikan pertunjukan ini,” ungkapnya.
Dosen Departemen Teknik Lepas Pantai ITS ini berharap kisah Wisanggeni mampu menjadi simbol semangat sivitas ITS yang berani menggugat ketidakadilan dan berdampak ke masyarakat. Melalui kegiatan ini, ITS turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11, yakni Pelestarian Kebudayaan dan Pembangunan Kota serta Komunitas yang Berkelanjutan. (*)
Reporter: Andra Eka Wijayanti
Redaktur: Shafa Annisa Ramadhani
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh



