ITS News

Rabu, 17 Desember 2025
15 Oktober 2025, 11:10

Perkuat Kompetensi Siswa SMK, ITS Gelar Pelatihan Reverse Engineering

Oleh : indahts | | Source : -

Siswa-siswi SMK Brawijaya Batu sedang mempraktikkan proses 3D scanning yang diajarkan tim dari Departemen Teknik Mesin ITS

Batu, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) menyelenggarakan Pelatihan Reverse Engineering di SMK Brawijaya Batu, Jawa Timur pada 19 September 2025 lalu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (abmas) ini dirancang untuk membekali siswa-siswi SMK dengan keterampilan teknis merekayasa ulang komponen otomotif, sekaligus memperkuat keterkaitan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri manufaktur nasional.

Kegiatan dipimpin oleh Dhia Fairuz Shabrina ST MT selaku ketua tim pelaksana. Dengan anggota dari Departemen Teknik Mesin ITS terdiri dari Susanti ST MT, Erdien Purwanto AMd, Faisal Ibrahim ST, Luki Triyahya ST, dan Budi Harto. Tim bertindak sebagai fasilitator yang memberikan materi konseptual sekaligus pendampingan praktik agar peserta memahami tahapan reverse engineering secara menyeluruh.

Pelatihan ini memperkenalkan reverse engineering sebagai metode untuk menganalisis, memahami, dan merekonstruksi desain komponen otomotif yang sudah ada agar dapat diproduksi ulang atau dikembangkan menjadi produk baru. Dalam konteks industri otomotif, teknik ini menjadi sangat penting untuk menciptakan komponen pengganti, meningkatkan performa, serta mendorong efisiensi produksi, terutama ketika komponen asli sudah tidak tersedia di pasaran.

Menurut Dhia, reverse engineering memungkinkan kita untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi secara mandiri. “Dengan keterampilan ini, siswa tidak hanya memahami proses teknis, tetapi juga menjadi bagian dari solusi untuk kemandirian industri nasional,” ujarnya.

Selama pelatihan, peserta mengikuti berbagai tahapan yang dirancang secara sistematis agar mampu menguasai proses reverse engineering dari awal hingga akhir. Tahapan awal dimulai dengan 3D scanning menggunakan perangkat laser untuk memperoleh model permukaan digital dari komponen otomotif yang menjadi objek pelatihan.

Data hasil pemindaian kemudian diproses untuk menghilangkan noise dan menghasilkan model tiga dimensi yang akurat. “Model tersebut menjadi dasar penting untuk proses rekayasa ulang yang dilakukan pada tahap berikutnya,” papar Dhia lagi.

Para peseta pelatihan reverse engineering dan para guru dari SMK Brawijaya Batu bersama dan tim abmas Departemen Teknik Mesin ITS

Setelah model 3D diperoleh, peserta diajak untuk melakukan redrawing atau penggambaran ulang komponen melalui software CAD. Tahap ini mengajarkan keterampilan pemodelan yang diperlukan untuk menyiapkan desain komponen baru atau salinan yang siap dicetak. Selanjutnya, proses slicing dilakukan untuk mengubah model 3D menjadi gcode, yaitu bahasa pemrograman yang dapat dibaca oleh mesin 3D printer.

Pada tahap akhir, peserta melaksanakan pencetakan prototipe menggunakan printer 3D untuk merealisasikan model yang telah mereka buat. Hasil cetakan kemudian dibandingkan dengan komponen asli guna memastikan kesesuaian dimensi dan kualitas geometri. Proses verifikasi ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai pentingnya akurasi dalam dunia manufaktur. “Seluruh tahapan ini memberikan pengalaman praktis kepada siswa dalam memahami pentingnya presisi dan inovasi dalam dunia manufaktur modern,” tutur Dhia.

Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teknis bagi siswa, tetapi juga memiliki dampak strategis dalam konteks pembangunan industri nasional. Dengan kemampuan reverse engineering, lulusan SMK diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan produk lokal, perbaikan komponen, dan pengurangan ketergantungan terhadap komponen impor.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya ITS dalam mendorong terciptanya ekosistem inovasi yang kuat dan berkelanjutan. Kegiatan ini tentunya mendukung pencapaian beberapa poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Antara lain poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas; poin 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; serta poin 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Melalui pelatihan ini, ITS terus menunjukkan peran strategisnya dalam membangun konektivitas antara pendidikan tinggi dan kebutuhan nyata di masyarakat serta industri, sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa. (*)

Berita Terkait