ITS News

Jumat, 05 Desember 2025
13 Oktober 2025, 08:10

Menjadi Mitra Strategis, Secarik Kisah dari Negeri Jiran

Oleh : hafidz.ridho@its.ac.id | | Source : -

Sertifikat apresiasi dari UTM kepada ITS sebagai mitra strategis teraktif.

Johor Bahru, Opini — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baru saja menerima plakat “The Most Active Strategic Partner”. Penghargaan itu diberikan oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM), salah satu universitas teknik terbaik di negeri jiran. Penghargaan ini diberikan di acara 14th UTM University Presidents Forum 2025 di Persada Johor International Convention Centre yang dihadiri dari berbagai perguruan tinggi manca yang merupakan mitra UTM.

Di tengah forum itulah, nama ITS dipanggil. Menerima plakat “Strategic Partner”, mitra strategis. Bahkan ada tambahan “Most Active”, paling aktif. Apa artinya? Hubungan ITS dan UTM bukan lagi sekadar hubungan formal antar institusi. Ini sudah seperti persahabatan, saling percaya, saling butuh. Dan yang terpenting: saling bergerak bersama.

Saya ke Johor Bahru, pada awalnya ada “tugas” lain. Saya diminta menjadi panelis di sebuah forum yang tak kalah penting: ICON Talk. Ini adalah bagian dari pameran inovasi dan teknologi besar, INATEX yang ke-27 (sejak 1998), dan dibarengkan dengan the 14th UTM University Presidents Forum ini. Topiknya: “Empowering Technology Transfer: Leveraging AI for Sustainable Innovation and Resilient Commercialization”. Panjang, tapi intinya satu: bagaimana hasil riset di kampus tidak berhenti jadi tumpukan kertas. Harus jadi produk, harus bisa dijual, harus bermanfaat bagi masyarakat luas.

Agus Muhammad Hatta (kedua dari kanan) sebagai panelis di acara ICON Talk, Johor Bahru.

Di sesi itu, ada Prof Dr Shakhobiddin Ruziev dari Uzbekistan. Ada Assoc Prof Dr Abdul Rashid Husain dari UTM sendiri. Dipandu oleh moderator cerdas, Assoc Prof Ts Dr Noor Azurati Ahmad binti Salleh. Diskusi mengalir. Intinya, zaman sudah berubah. Universitas tidak bisa lagi hanya jadi menara gading. Menghasilkan lulusan dan penelitian itu wajib. Tapi membawa penelitian itu ke pasar, menjadi inovasi komersial, adalah sebuah tantangan dan “keharusan” baru.

Di sela-sela acara itu juga, dilakukan penandatanganan kerjasama antara ITS dengan Innovation and Commercialisation Centre (ICC) milik UTM. Ini adalah “dapur pacu”-nya UTM untuk urusan hilirisasi riset. Mereka sudah berpengalaman.

ITS harus belajar dari mana saja apalagi dari sahabatnya. Dan UTM pun ingin berlari lebih kencang bersama ITS. Klop.

Sebuah penghargaan adalah cermin dari apa yang sudah kita lakukan bersama di masa lalu. Tapi sebuah tanda tangan kerjasama adalah apa yang akan kita kerjakan di masa depan. Pekerjaan masih terus berlanjut, menghadapi berbagai tantangan, namun ITS sudah punya tambahan mitra strategis.

Ditulis oleh:
Agus Muhammad Hatta
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS

Berita Terkait