ITS News

Jumat, 05 Desember 2025
26 September 2025, 10:09

Abmas ITS Dorong Budi Daya Berkelanjutan melalui Metode Hidroponik

Oleh : itscal | | Source : ITS Online
Tim Abmas Departemen Kimia

Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Departemen Kimia ITS dalam kegiatan penanaman bibit melon di Dusun Pacul Gowang, Jatirejo, Diwek Jombang

Kampus ITS, ITS News — Turut mendukung ketahanan pangan nasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendorong masyarakat melakukan praktik budi daya tanaman secara modern dan berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS dengan memperkenalkan teknik budidaya melon menggunakan metode hidroponik fertigasi tetes.

Ketua tim Abmas Prof Yatim Lailun Ni’mah PhD mengungkapkan, saat ini masih banyak petani di pedesaan yang menghadapi kendala terkait kurang optimalnya hasil panen. Permasalahan ini muncul akibat metode bercocok tanam yang digunakan masih tradisional sehingga rentan terhadap berbagai risiko. “Bahkan seringkali kondisi tersebut berujung pada kerugian,” ujar perempuan yang akrab disapa Ni’mah.

Menyadari hal itu, dirinya bersama tim melakukan sosialisasi budi daya melon menggunakan metode hidroponik fertigasi tetes di Dusun Pacul Gowang, Kabupaten Jombang. Metode tersebut kerap digunakan sebagai media tanam alternatif yang memberikan larutan nutrisi ke akar tanaman sehingga mampu menghemat penggunaan air dan menjamin kadar nutrisi tumbuhan. “Maka pertumbuhan tanaman dapat lebih optimal dan hasil panen menjadi lebih seragam,” ucapnya.

Sosialisasi Abmas Budidaya Melon

Ketua tim Abmas Prof Yatim Lailun Ni’mah PhD (berdiri memegang microphone) ketika memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan para petani terkait tabel nutrisi tanaman serta metode-metode hidroponik

Menilik terkait prosesnya, metode tersebut terbagi menjadi dua tahap, yakni pembibitan dan pertumbuhan. Pada tahap pertama, pembibitan dilakukan dengan tray berisi serat kelapa ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali. Apabila telah mencapai fase pertumbuhan tertentu, bibit akan dipindahkan ke greenhouse untuk diberikan nutrisi secara berkala. “Setelahnya, melon bisa dipanen dalam waktu kurang lebih 60 hari,” sambungnya.

Lebih lanjut, pemberian nutrisi tersebut dilakukan secara bertahap dan otomatis di greenhouse yang dapat menampung sekitar seribu bibit melon. Fasilitas yang didanai oleh ITS ini mampu melindungi tanaman dari cuaca ekstrem dan hama. Selain itu, greenhouse tersebut juga dilengkapi sensor total dissolved solids (TDS) dan potential of hydrogen (pH) agar petani dapat mengatur sistem penyiraman untuk usia tanaman yang berbeda-beda secara otomatis.

Penanaman bibit melon

Proses pemindahan bibit melon ke dalam greenhouse untuk perawatan lebih lanjut

Tak hanya itu, para peserta sosialisasi juga dikenalkan oleh tabel nutrisi tanaman sebagai panduan perawatan sepanjang proses bertani. Adapun, sosialisasi ini menyadarkan para penduduk setempat akan adanya potensi pertumbuhan ekonomi dari melon yang memiliki nilai dan permintaan tinggi di pasar. “Kami juga mengarahkan agar hal ini bisa menjadi daya tarik wisata seperti destinasi petik melon,” tutur Kepala Program Studi (Prodi) Sains Analitik dan Instrumentasi Kimia (SAIK) ITS itu.

Kegiatan yang dibawakan oleh dosen dan mahasiswa dari prodi SAIK ITS ini turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada poin ke-3 yakni kehidupan sehat dan sejahtera serta poin ke-8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. “Melalui program ini, kami harap bisa mendorong kemandirian pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan,” tutup Ni’mah disertai harapan. (*)


Reporter: Putu Calista Arthanti Dewi
Redaktur: Muhammad Aulia Zikra

Berita Terkait