ITS News

Jumat, 05 Desember 2025
04 Agustus 2025, 09:08

ITS Gelar Napak Tilas Rektor Terdahulu dalam Rangka Dies Natalis ke-65

Oleh : indahts | | Source : -

Tim Napak Tilas ITS bersama keluarga mengunjungi makam Marseno Wirjosapoetro sebagai salah stau pendiri ITS

Jakarta, ITS News – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-65 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), panitia pelaksana menggelar kegiatan Napak Tilas tokoh pendirinya. Napak tilas kali ini berfokus pada penelusuran jejak hidup dan kontribusi salah satu tokoh penting dalam sejarah ITS, yaitu almarhum Marseno Wirjosapoetro, Rektor ITS periode 1964 – 1968.

Tim Napak Tilas yang dipimpin oleh Ketua Dies Natalis ke-65 ITS Prof Dr Umi Laili Yuhana SKom MSc bersama Wakil Ketua Dr Any Werdhiastutie dan Sri Lestari, telah menyelesaikan misinya di Jakarta pada 24 – 25 Juli 2025 lalu. Tujuan utamanya adalah menggali kisah hidup Marseno untuk disusun menjadi buku biografi.

Perempuan yang akrab disapa Yuhana itu menjelaskan bahwa Napak Tilas ini merupakan inisiatif untuk mengenang dan mendokumentasikan perjalanan tokoh-tokoh inspiratif ITS. “Fokus utama tahun ini adalah Bapak Marseno, yang memiliki rekam jejak luar biasa sebagai prajurit, insinyur, rektor, dan pebisnis. Beliau adalah sosok multidisiplin yang penuh dedikasi dan semangat juang tinggi,” ujarnya.

Marseno yang sangat disiplin memimpin ITS pada masa 1960-an. Saat itu, ITS masih dalam tahap berkembang. Ia membawa semangat disiplin yang kuat. “Jam 7 pagi harus masuk, dan baru boleh pulang setelah jam kerja selesai,” kata Yuhana, mengisahkan kembali cerita yang diperoleh dari penelusuran.

Disiplin inilah yang membawa ITS mencapai pencapaian besar, yaitu meluluskan wisudawan pertamanya, Ir Widodo dari Jurusan Teknik Sipil. Itu adalah awal dari banyak sejarah penting yang dimulai dari ketegasan seorang rektor.

Tim Napak Tilas ITS saat bersilaturahmi dengan keluarga Marseno Wirjosapoetro di Jakarta

Kegiatan Napak Tilas melibatkan kunjungan ke berbagai lokasi penting dalam kehidupan Marseno, mulai dari kediaman keluarga hingga institusi tempatnya mengabdi. Tujuan utamanya adalah untuk menghimpun informasi sebagai bahan penyusunan buku biografi yang akan menjadi warisan intelektual dan sejarah penting bagi ITS.

Salah satu kunjungan penting Tim Napak Tilas juga menuju ke Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal). Lewat kunjungan ini, tim berhasil menemukan informasi krusial yang akan memperkaya buku biografi Marseno. Hal ini tidak mengherankan, mengingat Marseno juga memiliki rekam jejak sebagai seorang prajurit.

“Ini bukan sekadar agenda seremonial, tapi bagian dari upaya mendalam kami untuk menumbuhkan pemahaman sejarah dan rasa memiliki terhadap ITS di kalangan sivitas akademika, baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa,” tambahnya.

Kunjungan tim Napak Tilas ITS ke Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) untuk menggali informasi terkait Marseno

Kunjungan tim Napak Tilas ITS ke Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) untuk menggali informasi terkait Marseno Wirjosapoetro

Meski untuk tahun ini Napak Tilas difokuskan dalam rangka Dies Natalis, Yuhana mengungkapkan harapannya agar program ini bisa dijadikan sebagai agenda rutin jangka panjang. Setiap tahunnya, ITS dapat menelusuri dan mendokumentasikan sosok berbeda yang berjasa dalam membentuk identitas institusi.

Namun, Guru Besar Departemen Teknik Informatika ITS tersebut tidak menampik bahwa penyusunan program ini dihadapkan pada tantangan, khususnya dalam pengumpulan data primer yang akurat. “Sumber-sumber utama seperti keluarga dan rekan-rekan beliau sudah lanjut usia, bahkan sebagian telah tiada. Kami membentuk tim riset khusus dan menjalin komunikasi intensif untuk memastikan akurasi data,” jelasnya.

Tim Napak Tilas ITS saat mengunjungi rumah Rektor ke-5 ITS Harjono Sigit (tengah)

Keberhasilan kegiatan Napak Tilas ini akan dievaluasi dari beberapa aspek, seperti kualitas buku biografi, tingkat partisipasi sivitas akademika, dampak inspirasional, serta jangkauan publikasi. Program ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas serta poin ke-11 tentang Kota dan Komunitas Berkelanjutan karena berkontribusi pada pelestarian sejarah pendidikan dan budaya institusi. “Harapan saya, Napak Tilas bisa menjadi jembatan yang menyambungkan nilai-nilai luhur masa lalu dengan semangat generasi masa kini dan masa depan ITS,” pungkas Yuhana.

Napak Tilas ITS tahun ini dikemas dalam bentuk Sarasehan Historis dan Reflektif. Acara yang rencananya digelar menjelang November 2025 mendatang ini akan menghadirkan narasi perjuangan para keluarga atau tokoh yang mengenal baik sosok Marseno, sekaligus menjadi momentum untuk menelusuri kembali nilai-nilai dasar ITS seperti integritas, keberanian, dan pengabdian.

Tak hanya itu, sarasehan ini juga akan menyambung silaturahmi dengan para keluarga pendiri, serta mempertemukan pimpinan ITS dari masa ke masa, tokoh-tokoh sejarah ITS, perwakilan mahasiswa, dan alumni lintas generasi dalam suasana hangat dan penuh makna.

Kegiatan yang mendukung Program ITS Berkarya ini akan mendokumentasikan hasil penelusuran jejak pengabdian dan warisan perjuangan dalam sebuah Buku Sejarah “Seri Pendiri ITS” dan format video. Buku biografi Marseno sendiri akan segera hadir menjadi jendela menuju masa lalu yang membentuk ITS masa kini, dan membakar semangat untuk ITS masa depan yang lebih gemilang. (HUMAS ITS)

Berita Terkait