Muhammad Jabir Al Hanan (cium tangan) saat menerima bingkisan dari Wakil Rektor II ITS Dr Ir Machsus ST MT (berpeci)
Kampus ITS, ITS News – Keterbatasan ekonomi bukan menjadi penghalang untuk bisa tetap beramal dengan berdonasi meringankan beban orang lain. Sikap inspiratif ini datang dari mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Muhammad Jabir Al Hanan, yang rutin berdonasi untuk kemaslahatan bersama meski kondisi ekonominya sendiri masih terbatas.
Putra dari pasangan Nurul Huda Ja’far dan Afrida Sugeng Kristyanti ini bertekad tinggi untuk bisa berkuliah dengan tidak merepotkan kedua orang tuanya. Mengingat, ibunya adalah seorang guru honorer SMP dan ayahnya juga seorang guru honorer Madrasah Aliyah (MA) yang menyambi beternak ayam, sehingga Jabir aktif mencari beasiswa yang dapat menunjang finansial di dunia perkuliahannya.
Wakil Rektor II ITS Dr Ir Machsus ST MT (dua dari kiri) bersama tim LPDA ITS saat mengunjungi rumah Muhammad Jabir Al Hanan (tengah) di Malang
Jabir sendiri berhasil diterima di Kampus Pahlawan ini melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Selain itu, ia juga tercatat sebagai penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar – Kuliah (KIP-K) skema I, yakni beasiswa yang memperoleh bantuan untuk bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan biaya hidup.
Kesempatan emas yang diperoleh tersebut ia manfaatkan untuk lebih berkembang dan berprestasi. Ia pun aktif dalam berbagai kegiatan manajerial hingga keagamaan. Jabir pun tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi (HMMT), ITS Material Advantage Student Chapter (IMAC), dan Lembaga Kajian Kerohanian Islam (LKKI) Ash-Haabul Kahfi. “Minat di bidang riset membawa saya mendapatkan Juara Harapan 2 Mining Case Competition 2024 dan Best Topic SPACE UP 6.0 di Universitas Pertamina,” ungkapnya.
Perlu diketahui, sulung dari tiga bersaudara ini juga merupakan seorang hafiz sembilan juz Alquran. Guna meneruskan hafalan tersebut, alumnus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang ini juga menjadi santri di Pondok Pesantren Darussalam, Keputih, Surabaya. Dengan begitu, Jabir membuktikan bahwa manajemen waktu yang baik sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan dunia dan akhirat. “Memang pondok pesantren ini menyasar mahasiswa, sehingga tidak mengganggu waktu kuliah,” tuturnya.
Saat berkuliah ini, Jabir pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya dirawat selama tiga bulan untuk pemulihan. Musibah yang terjadi seminggu setelah masuk pondok pesantren tersebut membuat Jabir mengalami hilang ingatan. Meskipun belum bisa beraktivitas normal, Jabir secara perlahan mulai mengembalikan memori lama dengan cara mengulas kembali materi yang lalu. “Jika kepala mulai terasa sakit saat belajar, maka saya istirahatkan sebentar,” ujarnya.
Tak hanya itu, musibah lain yang tak kalah besar sebagai salah satu cobaan dalam hidupnya juga telah terjadi sebelumnya. Yakni saat di awal perkuliahan Jabir, ibunya mendapatkan serangan sakit stroke yang membuatnya tidak bisa beraktivitas mengajar sepenuhnya seperti sebelumnya. Ibunya pun hanya bisa mengajar selama dua hari dalam seminggu.
Jajaran pimpinan ITS di depan Prasasti Dana Abadi ITS yang terpajang di Gedung Rektorat ITS
Beberapa bulan setelah kecelakaan yang dialaminya, pemuda kelahiran 12 Oktober 2004 ini tergugah hatinya untuk berdonasi kepada almamaternya. Memang nominal yang terbilang tidak besar, tetapi konsistensi untuk berdonasi setiap hari inilah yang bisa dijadikan contoh bagi mahasiswa lain. Dimulai sejak Februari 2025, Jabir memakai fitur autodebit dari tabungannya agar sejumlah nominal otomatis tersalurkan. “Ini merupakan bentuk terima kasih saya kepada ITS atas kesempatan berkembang yang diberikan,” terangnya penuh syukur.
Timbal balik yang dilakukan Jabir nyatanya menjadi langkah dari gerakan yang lebih besar. Donasi yang disalurkannya dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) ITS, sebuah inisiatif yang lahir dari semangat kebersamaan untuk kebermanfaatan. Lewat LPDA ini, ITS bersama mitra dan donatur menghimpun dana abadi yang sepenuhnya ditujukan untuk kebutuhan sivitas akademika. Mulai dari bantuan biaya hidup mahasiswa hingga mendukung kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Direktur LPDA ITS Dr Eng Kriyo Sambodho ST MEng (kiri) dan Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD (tengah) saat terima donasi dari Charity Golf Tournament ITS Cup 2025
Selaras dengan Jabir, Direktur LPDA ITS Dr Eng Kriyo Sambodho ST MEng menambahkan bahwa dana abadi berprinsip pokok dana tetap utuh dan tidak boleh digunakan. Hanya pendapatan atau bunga yang dihasilkan dari investasi dana tersebut yang boleh dimanfaatkan. Salah satu kebermanfaatannya adalah untuk Beasiswa Dana Abadi Biaya Hidup mahasiswa KIP-K skema II. “Jabir bisa menjadi contoh untuk mahasiswa lain yang bahkan memiliki ekonomi berkecukupan untuk rutin berdonasi ke almamaternya,” tutur dosen Departemen Teknik Kelautan ITS yang akrab disapa Dhodot tersebut.
Kisah Jabir ini juga sejalan dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 yang mendorong akses terhadap pendidikan berkualitas dan inklusif. Perjuangannya membuktikan bahwa latar belakang ekonomi sosial bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Pengalaman Jabir ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya bahwa kesempatan berkembang terbuka bagi siapa saja yang mau berusaha, tanpa memandang kondisi ekonomi. (HUMAS ITS)
Reporter: Ahmad Husein Al Qomary
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh



