ITS News

Sabtu, 06 Desember 2025
16 Juli 2025, 11:07

Tanam Mangrove, ITS Lestarikan Ekosistem Blue Carbon

Oleh : itsfal | | Source : ITS Online
Gambar Tim SIBECON 2025 UKM PLH SIKLUS ITS ketika melakukan penanaman ekosistem blue carbon berupa bibit mangrove yang ditanam menggunakan metode rumpun berjarak

Tim SIBECON 2025 UKM PLH SIKLUS ITS melakukan penanaman bibit mangrove yang ditanam menggunakan metode rumpun berjarak

Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar penanaman 1.500 bibit mangrove dan transplantasi 200 bibit lamun sebagai upaya pelestarian lingkungan. Kegiatan yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Lingkungan Hidup SIKLUS (PLH SIKLUS) ITS ini dihelat di Desa Labuhan, Kabupaten Bangkalan selama tiga hari sejak Jumat (11/7).

Ketua pelaksana SIKLUS Blue Carbon Conservation (SIBECON) 2025 M Andika Dwi Saputro menjelaskan, hutan mangrove dan padang lamun merupakan salah satu bentuk ekosistem blue carbon. “Ekosistem blue carbon memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jangka waktu yang panjang,” terangnya.

Laki-laki yang akrab disapa Andika ini membeberkan, pelaksanaan SIBECON 2025 didasari penurunan jumlah dan kualitas ekosistem blue carbon di Indonesia. Indonesia memiliki potensi blue carbon sebesar 17 persen dari cadangan dunia serta terbukti dapat menyimpan CO2 empat kali lebih banyak daripada hutan daratan.

Gambar Proses penanaman bibit mangrove sebagai upaya pelestarian ekosistem blue corbon untuk pemaksimalan penyerapan kadar CO2 di atmosfer

Proses penanaman bibit mangrove sebagai upaya pelestarian ekosistem blue carbon untuk pemaksimalan penyerapan kadar CO2 di atmosfer

Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS itu mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan, sosial, hingga ekonomi. Ekosistem blue carbon dapat mengurangi dampak pemanasan global, menciptakan habitat bagi makhluk hidup air, meningkatkan kualitas air, dan melindungi wilayah pesisir dari ancaman abrasi.

Andika menerangkan bahwa keberadaan hutan mangrove dan padang lamun juga dapat dimanfaatkan sebagai wisata dan wahana edukasi yang bermanfaat. Tidak hanya itu, dampak ekonomi juga dapat dirasakan masyarakat sekitar melalui pemanfaatan mangrove menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. “Di antaranya seperti kerajinan, pewarna, hingga makanan yang lezat,” ungkapnya. 

Selain melakukan penanaman, SIBECON 2025 turut menghadirkan sosialisasi mengenai ekosistem blue carbon dan pengukuran kadar CO2. Sosialisasi bertujuan untuk menanamkan nilai peduli lingkungan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai ekosistem blue carbon. “Hasil pengukuran kadar CO2 akan digunakan sebagai dasar penulisan artikel ilmiah,” tambah Andika.

Gambar Tim SIBECON 2025 UKM PLH SIKLUS ITS Bersama masyarakat Desa Labuhan dalam kegiatan sosialisasi pengenalan ekosistem blue carbon dan manfaatnya

Tim SIBECON 2025 UKM PLH SIKLUS ITS bersama masyarakat Desa Labuhan dalam kegiatan sosialisasi pengenalan ekosistem blue carbon

Bersinergi bersama ITS Smart Eco Campus, kegiatan ini dirancang untuk mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Sejumlah poin yang didukung meliputi poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas, poin ke-13 tentang penanganan perubahan iklim, poin ke 14 tentang ekosistem lautan, dan poin ke-15 tentang ekosistem daratan. 

Tidak berhenti di sini, ekspedisi SIBECON 2025 akan terus berlanjut melalui aksi penanaman ekosistem blue carbon di Gresik dan Surabaya. Andika berharap aksi nyata ini dapat mendorong kepedulian mahasiswa dan masyarakat terhadap lingkungan sekitar yang dinamis. “Diharapkan nanti terdapat aksi-aksi peduli lingkungan serupa yang bermanfaat,” timpalnya bersemangat. (*)

 

Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Regy Zaid Zakaria

Berita Terkait