Tim yang terdiri dari lima mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan dan Departemen Teknik Elektro Otomasi ITS saat mendemonstrasikan penggunaan tempat sampah sensorik pintar kepada masyarakat
Surabaya, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak hanya berfokus pada penciptaan produk riset inovatif, tetapi juga penerapannya di masyarakat. Kali ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS menyasar budaya pengelolaan sampah di masyarakat dengan menghibahkan tempat sampah sensorik pintar melalui program kerja Teknologi untuk Negeri (TUN) 2025, Sabtu (28/6).
Ketua Pelaksana TUN 2025 Audrey Adhelia Ramadhani menjelaskan, program yang didukung lewat Direktorat Kemahasiswaan ITS ini bertujuan untuk membawa teknologi yang diciptakan mahasiswa ITS turun ke masyarakat secara bertahap dan tepat sasaran. Inisiatif ini menjadi jembatan penghubung antara kebutuhan masyarakat dan hasil inovasi mahasiswa. “Alat yang dihasilkan oleh mahasiswa tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Audrey menuturkan bahwa program TUN tahun ini difokuskan pada upaya pemecahan masalah masyarakat di Surabaya, khususnya kawasan sekitar ITS. Hasil analisis kondisi lingkungan menemukan bahwa terdapat tantangan pengelolaan sampah di Kelurahan Medokan Semampir, Surabaya. Guna menjawab kebutuhan tersebut, BEM ITS menyelenggarakan sayembara yang mengajak mahasiswa ITS merancang inovasi terkait pengelolaan sampah.
Audrey Adhelia Ramadhani saat memberikan sambutan pada program Teknologi untuk Negeri (TUN) 2025 di Kantor Kelurahan Medokan Semampir, Surabaya
Dari ajang tersebut, lahirlah inovasi tempat sampah sensorik pintar buatan lima mahasiswa dari Departemen Teknik Perkapalan dan Departemen Teknik Elektro Otomasi ITS ini. Alat tersebut akan memilah sampah otomatis ke dalam kategori logam, plastik, organik basah, dan organik kering. Sensor pada alat akan mendeteksi jenis sampah yang masuk dan mendistribusikannya ke kompartemen yang sesuai sehingga membantu masyarakat dalam pemilahan sampah.
Tak terbatas pada penyerahan alat, program ini juga menyediakan ruang diskusi antara mahasiswa ITS dan masyarakat terkait teknologi pemilahan sampah. Masyarakat turut berbagi pandangan dan pengalaman agar alat yang dikembangkan dapat lebih sesuai dengan kondisi sehari-hari. “Masyarakat secara aktif memberikan masukan dan saran membangun untuk pengembangan alat,” terang mahasiswa angkatan 2023 itu.
Masyarakan Kelurahan Medokan Semampir, Surabaya (kiri) dan tim mahasiswa ITS saat berdiskusi terkait teknologi pemilahan sampah
Mahasiswa Departemen Desain Produk Industri ITS itu menambahkan bahwa aksi ini sejalan dengan slogan ITS untuk menjadi perguruan tinggi yang dapat Berkarya, Berinovasi, Berdampak. Selain itu, program ini turut mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-9 yakni membangun infrastruktur yang tepat guna bagi masyarakat lewat inovasi produk industri.
Ke depannya, program ini akan menyusun panduan agar masyarakat dapat membuat alat serupa secara mandiri. Menurut Audrey, masyarakat Kelurahan Medokan Semampir memiliki semangat gotong royong yang mampu menjadi modal sosial dalam mengelola inovasi ini. “Teknologi ini bukan hanya alat bantu, tetapi bisa menjadi pemicu perubahan perilaku dan budaya bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat,” tandasnya optimistis. (*)
Reporter: A Rifda Yuni Artika
Redaktur: Ricardo Hokky Wibisono
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –
Bangkalan, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren.


