Berbagai jenis pakaian mulai dari baju, celana, rok, hingga sepatu yang disediakan oleh Lapak Bebas Biaya Surabaya untuk dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma
Kampus ITS, ITS News — Maraknya kebutuhan pakaian yang layak, mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri (DTKI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendirikan komunitas Lapak Bebas Biaya. Tidak hanya menjadi sarana dalam menyalurkan kebaikan, komunitas ini sekaligus berperan sebagai media dalam menyuarakan ketimpangan ekonomi di lingkungan masyarakat.
Ketua komunitas Lapak Bebas Biaya, Hafidz Amali mengungkapkan bahwa aksi ini bermula dari gerakan serupa yang dilakukan masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia. Melihat manfaat yang dihadirkan, Hafidz bertekad untuk turut menghadirkan kebaikan di wilayah Surabaya. “Bersama teman-teman yang memiliki satu pemikiran, gerakan ini berhasil terwujud sejak 2024 lalu,” terangnya.
Antusiasme masyarakat ketika mengunjungi dan memilih pakaian di kegiatan berbagi Marhaban Ya Gratisan yang diadakah oleh Lapak Bebas Biaya Surabaya
Memasuki tahun keduanya, Lapak Bebas Biaya telah berhasil menyalurkan 191 pakaian kepada masyarakat yang membutuhkan. Hafidz membeberkan, pakaian tersebut meliputi baju, celana, rok, hingga sepatu. Pencapaian ini tidak lepas dari partisipasi para donatur yang turut menyalurkan kebaikan melalui sumbangan pakaian maupun uang.
Lebih lanjut, mahasiswa angkatan 2022 itu menceritakan, proses penyaluran pakaian kepada orang yang membutuhkan dilakukan tepat pada momentum bulan ramadhan. Menurut Hafidz, waktu tersebut adalah saat yang tepat untuk melakukan kebaikan dan banyak orang membutuhkan. “Maka dari itu kami menamai kegiatan ini sebagai Marhaban Ya Gratisan,” ungkapnya.
Anggota Tim Lapak Bebas Biaya Surabaya ketika menyusun pakaian yang akan dibagikan kepada masyarakat di kegiatan berbagi Marhaban Ya Gratisan di tepi Jalan Raya ITS
Pada kegiatan penyaluran pakaian tahun ini, Hafidz dan timnya mengadakan kegiatan berbagi di tepi Jalan Raya ITS. Dengan menghadirkan permainan, aksi ini memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengambil pakaian yang dibutuhkan. “Kami tidak membatasi penerima, semua orang berhak mendapatkan pakaian yang layak,” bebernya.
Tidak hanya sebagai penerima, Lapak Bebas Biaya juga terbuka bagi masyarakat umum yang ingin berbagi kebaikan dengan yang membutuhkan. Hafidz dan timnya dengan aktif mengajak masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesadaran pentingnya berbagi dengan sesama. Hal ini dilakukan dengan membuka penggalangan baik pakaian maupun uang setiap tahunnya.
Mahasiswa DTKI ITS sekaligus penggagas dan anggota Lapak Bebas Biaya Surabaya ketika menarik minat masyarakat untuk singgah di kegiatan berbagi Marhaban Ya Gratisan
Di sisi lain, Hafidz menekankan bahwa Lapak Bebas Biaya sekaligus menjadi wadah bagi untuk menyuarakan keadilan. Aksi sosial ini berperan sebagai alat untuk menggerakkan pemerintah dalam mengentaskan ketimpangan ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat. “Masalah ini seharusnya menjadi perhatian dan diselesaikan oleh pemerintah,” tegas Hafidz.
Melalui Lapak Bebas Biaya, Hafidz dan timnya berhasil mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-10 yakni berkurangnya kesenjangan. Hafidz berharap kegiatan ini dapat terus berjalan dan semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya. “Semoga pemerintah dapat menuntaskan kesenjangan ekonomi di Indonesia,” ungkapnya penuh harap. (*)
Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh



