Perwakilan DJEBTKE Harris ST MT ketika menyampaikan isu transisi energi dari sudut pandang pemerintah pada seminar publik LSCAMP 2025
Kampus ITS, ITS News — Transisi penggunaan bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT) membuka peluang lahirnya bisnis baru. Melihat hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar acara Logistic and Supply Chain Camp (LSCAMP) 2025 untuk mengkaji prospek transisi energi di Indonesia dalam seminar publik yang berlangsung di Gedung Pusat Riset ITS, Rabu (21/5).
Kegiatan yang digelar oleh Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) ITS tersebut membahas aspek strategis, teknologi, dan bisnis yang dapat mendukung keberlangsungan transisi energi di Indonesia. Mengangkat tema Energy Transition: Generating New Energy, Nurturing New Business, seminar ini menjadi sarana untuk mempelajari peluang dan implementasi rantai pasok dalam isu transisi energi.
Memulai diskusi, perwakilan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Harris ST MT menyoroti besarnya potensi EBT di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal. Saat ini, hanya 14 persen pasokan listrik nasional yang bersumber dari EBT. Padahal, EBT mampu menghasilkan daya listrik yang lebih besar dibandingkan bahan bakar fosil. “Inilah potensi besar yang dapat mendorong Indonesia untuk bertransisi menuju net zero emission,” ucapnya.
Senior Business Consultant Impactto Arya Prihutama saat menjelaskan sektor bisnis yang dapat dimanfaatkan pada masa transisi energi
Guna mendukung potensi tersebut, dirinya mengungkapkan, pemerintah telah mengakomodasi kebijakan-kebijakan dalam masa transisi energi. Salah satunya dengan tidak memperpanjang dan mengeluarkan kontrak perizinan baru pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dengan demikian, pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar batu bara akan berkurang dan dapat beralih ke EBT secara bertahap.
Selain regulasi, keterbatasan anggaran negara turut menjadi tantangan tersendiri dalam masa transisi energi di Indonesia. Pasalnya, biaya investasi yang besar untuk pengembangan EBT membuat pemerintah Indonesia meluncurkan skema pembiayaan kemitraan bernama Just Energy Transition Partnership (JETP). “Transisi energi itu membutuhkan waktu yang tidak pendek dan tidak murah,” ungkap Harris.
Melanjutkan diskusi, Pakar Transisi Energi ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menyampaikan bahwa perkembangan EBT perlu didukung oleh dua faktor kunci. Selain mengoptimalkan sumber daya manusia, teknologi juga memiliki peran penting karena berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi, mempercepat implementasi, serta mengatasi berbagai tantangan dari EBT.
Kepala Laboratorium LSCM Prof Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng CSCP CLTD IPU ketika bertanya mengenai peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan ketika transisi energi
Doktor Teknik Elektro Curtin University itu mencontohkan, teknologi flash charger milik perusahaan BYD mampu mengisi daya mobil listrik untuk 400 kilometer dalam lima menit. Selain itu, PT PLN tengah mengembangkan teknologi smart grid untuk membantu integrasi dan distribusi EBT serta monitoring secara real-time. Namun, penerapan teknologi ini membutuhkan perbaikan infrastruktur kelistrikan, termasuk pembangkit yang responsif terhadap lonjakan beban.
Selain Harris dan Ashari, seminar ini juga menghadirkan empat pemateri lainnya yang memiliki keahlian di bidang transisi energi. Antara lain, Executive Vice President of Renewable Energy PT PLN Dr Ir Zainal Arifin MBA, Manager Procurement Planning of Geothermal IPP PT PLN Yodha Yudistira Nusiaphtra PhD, Director & General Manager Energy Division PT Mitsui Indonesia Ihsanul Afdi Yunaz, dan Senior Business Consultant Impactto Arya Prihutama.
Merespon kegiatan ini, Kepala Laboratorium Logistic and Supply Chain Management Prof Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng CSCP CLTD IPU berharap acara ini dapat menginspirasi para peserta untuk memanfaatkan peluang emas di masa transisi energi. Adapun, seminar ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 terkait energi terjangkau dan bersih. “Karena dengan belajar kita jadi punya tools baru yang bisa digunakan,” tutupnya penuh semangat. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Mohammad Febryan Khamim
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh


