Salah satu pembicara TEDxITS 2025, dr Andreas Kurniawan SpKJ saat menyampaikan materinya
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar acara rutin tahunan TEDxITS di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS, Minggu (11/5). Membawa semangat Ideas Worth Spreading, TEDxITS 2025 ajak mahasiswa untuk mulai menyusun impian besar melalui ketekunan, niat, dan keberanian dalam menghadapi ketidaksempurnaan.
Dengan Mengusung tema House of Cards, TEDxITS 2025 menggambarkan bahwa kehidupan dan cita-cita tidak dibangun secara instan. Seperti rumah dari kartu yang rapuh tetapi bisa menjulang, impian perlu disusun dengan penuh perhatian dan kehati-hatian. Tema ini menjadi cerminan perjuangan generasi muda dalam meraih masa depan yang kokoh.
Executive producer TEDxITS Dani Irfani menambahkan bahwa tema tersebut dipilih karena relevan dengan kehidupan mahasiswa yang sering diliputi keraguan terhadap langkah, masa depan, dan potensi diri. “Setiap mahasiswa memiliki kartunya sendiri, selama disusun dengan kesungguhan, setiap orang bisa mewujudkan versi terbaik dari rumah impiannya,” jelasnya.
Sebagai ruang berbagi ide dan inspirasi, TEDxITS tahun ini menghadirkan delapan pembicara dari berbagai latar belakang. Adapun kedelapannya adalah Didik Nini Thowok, Janen Nawilis, Silma Kamilah, Andreas Kurniawan, Gumilang Andika, Camar Haenda Al Farabi, Alwi Johan, dan James Philip Rada Subekti. Masing-masing membagikan pengalaman hidup dan nilai personal yang membuka cakrawala berpikir peserta.
Salah satu sesi yang mengundang perenungan datang dari Andreas Kurniawan. Melalui gagasan wabi sabi, filosofi Jepang tentang keindahan dalam ketidaksempurnaan, ia mengajak audiens menyikapi hidup secara lebih berani. Andreas mengibaratkan hidup seperti piring di dalam lemari yang nyaris jatuh. “Kita bisa memilih tetap membiarkannya tertutup agar aman atau berani membukanya dan membiarkan piring itu pecah,” ujarnya.
Penampilan spesial grup musik Durja People memeriahkan acara TEDxITS 2025
Dalam hidup, lanjut Andreas, kita bisa memilih untuk menjadi antifragile. Antifragile di sini diartikan sebagai saat di mana kita dihadapkan oleh sebuah kehancuran terlebih dahulu. Namun dari kehancuran tersebut, kita dapat merancang apa yg ingin dilakukan. “Sehingga jangan takut ketika kehancuran itu datang karena kalau kita berani mengucapkan selamat tinggal, dunia akan menghadiahkan pertemuan-pertemuan baru,” tutupnya.
Dani pun turut menceritakan bahwa antusiasme terhadap TEDxITS tahun ini dibangun melalui rangkaian kegiatan yang disusun bertahap. Dimulai dari soft campaign hingga tiga pre-event yang dilaksanakan sebelumnya untuk menggaet antusiasme mahasiswa. “Dari seluruh rangkaian itu, kami berhasil melampaui target yang dirancang,” tambah mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS tersebut.
Melalui TEDxITS 2025, Dani berharap kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk saling berbagi ide dan sudut pandang. Dengan semangat Ideas Change Everything, acara ini membuktikan bahwa satu ide kecil bisa membuka pintu perubahan besar bagi siapa saja yang berani memulai dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 terkait pendidikan yang berkualitas. (*)
Reporter: Andra Eka Wijayanti
Redaktur: Gandhi Kesuma
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh

