ITS News

Kamis, 05 Desember 2024
28 November 2024, 07:11

Menilik Pengaruh Dongeng Terhadap Persepsi Moral Anak

Oleh : itskaii | | Source : ITS Online
Gambar nenek membacakan dongeng

Nenek membacakan dongeng kepada cucumya (sumber: schoolofparenting.id)

Kampus ITS, Opini — Dongeng merupakan salah satu bentuk seni turun temurun yang masih populer hingga saat ini. Meski awalnya hanya sekedar kisah pengantar tidur, tetapi ternyata dongeng memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan moral seseorang. Lantas bagaimana dongeng bisa mempengaruhi persepsi moral anak?

Dilansir dalam penelitian bertajuk Pengaruh Dongeng Terhadap Pembentukan Moral dan Karakter Anak, Tuti Silawati menjelaskan bahwa dongeng dapat menjadi salah satu media untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak. Melalui tokoh dalam dongeng, anak dapat belajar membedakan perbuatan baik dan buruk, serta mengembangkan empati kepada sesama.

Hal tersebut disebabkan karena ciri khas dongeng yang menggambarkan perbedaan sifat yang kontras pada karakter dongeng. Di mana tokoh baik digambarkan serba putih dan yang jahat sebaliknya, hitam. Salah satu contohnya adalah dongeng Bawang putih dan Bawang Merah. Di mana tokoh bawang putih diperlihatkan sebagai sosok yang baik hati dan penuh kesabaran, sementara Bawang merah digambarkan sebagai karakter jahat yang sombong dan egois.

Gambar dongeng bawang merah dan bawang putih

Cerita rakyat bawang merah memarahi bawang putih karena iri dan sombong

Melalui gambaran hitam putih ini, anak dapat lebih mudah memahami bahwa tindakan dan sifat seseorang dapat dikategorikan sebagai baik atau buruk. Hal tersebut selaras dengan studi Efektivitas Dongeng untuk Menanamkan Moral pada Anak karya Muchson & Samsuri yang menyatakan, dongeng merupakan cerminan dari kehidupan nyata. Dengan demikian, anak-anak dapat belajar mengenali perilaku baik dan buruk dalam interaksi sosial melalui tokoh dalam dongeng.

Lewat penggambaran tokoh tersebut, anak dapat memahami secara langsung bagaimana tindakan seseorang dapat mempengaruhi hasil akhir mereka. Karakter baik biasanya mendapatkan akhir yang bahagia, sementara karakter jahat akan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Ketika tokoh baik mendapatkan kebahagiaan, anak-anak akan  termotivasi untuk berbuat baik. Sebaliknya, ketika tokoh jahat menderita, anak-anak belajar untuk menghindari perbuatan buruk.

Tidak hanya moral, dongeng juga dapat membangkitkan empati anak. Menggunakan kisah dongeng, anak belajar memahami perasaan tokoh-tokoh dalam cerita, baik saat mengalami kesedihan maupun kebahagiaan. Hal tersebut tanpa sadar dapat mengembangkan kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain dalam membangun hubungan sosial yang sehat.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa dongeng sangat efektif dalam membentuk persepsi moral. Berbeda dengan dunia nyata yang memiliki moral lebih kompleks, dongeng menyajikannya dengan lebih sederhana. Sehingga anak lebih mudah memahami konsep kebaikan dan keburukan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. 

Akhir kata, dongeng memainkan peran penting dalam mengembangkan persepsi moral anak-anak. Melalui karakter-karakter yang jelas baik atau buruk, pembelajaran tentang konsekuensi tindakan, serta pengembangan empati, dongeng membantu membentuk cara pandang anak terhadap dunia nyata. (*)

 

Ditulis oleh:

Khaila Bening Amanda Putri

Mahasiswa S1 Departemen Teknik Geomatika

Angkatan 2023

Reporter ITS Online

Berita Terkait