Helmi Indrajaya menerangkan konsep Business Model Canvas pada kuliah tamu Departemen Teknik Geofisika ITS secara daring
Kampus ITS, ITS News – Pentingnya pengetahuan dalam mengembangkan usaha tidak terbatas hanya bagi orang-orang yang bergelut di bidang ekonomi atau keuangan. Melihat kebutuhan akan pengetahuan seputar bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan kuliah tamu berjudul Fundamental of Business Model Canvas bagi para mahasiswanya, Sabtu (2/11).
Helmi Indrajaya, Assistant to the Board of Commissioner PT Pertamina memulai seminar dengan menjelaskan bahwa bisnis bukanlah aktivitas yang mudah. Nyatanya, banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi ketika mengembangkan suatu usaha. “Salah satunya kurang pemahaman tentanga cara menjualkan suatu produk atau cara mengumpulkan modal usaha,” ucapnya memberi contoh.
Berangkat dari hambatan tersebut, pembicara utama dalam seminar ini menjelaskan, Business Model Canvas (BMC) hadir menjadi solusi. Tipe kerangka model bisnis ini menyediakan kemudahan dalam membuat perencanaan dalam satu tampilan kanvas saja. Hal ini bisa memberikan pandangan bahwa bisnis tidak selamanya rumit. “Caranya dengan memanfaatkan elemen visual,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menyampaika bahwa BMC terdiri tiga aspek utama, yaitu desirability, feasibility, dan viability. Lulusan S2 Program Studi Manajemen Desain Inovasi ITS ini menerangkan bahwa desirability merupakan fokus usaha yang sesuai keinginan konsumen. Sebagai pebisnis kita perlu memikirkan nilai yang ingin disampaikan kepada pelanggan dan cara untuk menyalurkannya.
Helmi Indrajaya memberikan contoh penulisan BMC bagi mahasiswa Teknik Geofisika ITS
Berikutnya, ia beralih kepada aspek kedua, yaitu feasibility. Fokusnya adalah pada key activities, key resources, dan key partner. Artinya, seorang pebisnis diharuskan merencanakan aktivitas utama, sumber daya usaha, dan kerja sama yang dibutuhkan untuk jangka panjang. “Contohnya, sebagai programmer maka fokusnya di aktivitas coding dan dibutuhkan sumber daya berupa komputer,” ungkapnya.
Terakhir, viability merupakan aspek yang tidak kalah penting. Kolom ketiga dari BMC ini membahas seputar perencanaan anggaran masuk dan keluar. Sederhananya, merencanakan ke mana modal akan diberikan seperti kebutuhan menggaji karyawan atau kebutuhan lainnya Selain itu, ide untuk mendapatkan keuntungan kembali agar bisnis bisa tetap berjalan.
Sebagai penutup kegiatan dari Departemen Teknik Geofisika ITS ini, Helmi menegaskan para mahasiswa untuk tidak takut mencoba. BMC merupakan sebuah rencana awal yang tidak memerlukan kata sempurna karena dalam prakteknya dapat berubah mengikuti situasi di lapangan. Diperlukan evaluasi dan pembenahan usaha yang dicoba secara berkala. “Kuncinya adalah senantiasa mau untuk terus berkembang,” tutupnya. (*)
Reporter: ION29
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh

