Kampus ITS, ITS News — Mempertegas peran minyak dan gas (migas) dalam era transisi energi di Indonesia, Indonesian Petroleum Association (IPA) sambangi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui program IPA Goes to Campus. Berlangsung di Auditorium Gedung Research Center ITS, acara ini dihadiri secara antusias oleh ratusan mahasiswa dari berbagai program studi (prodi) di ITS, Rabu (16/10).
Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong menjelaskan bahwa Indonesia masih memerlukan banyak energi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Saat ini, Indonesia terus berusaha untuk memenuhi pasokan energi yang diperlukan dengan menggunakan energi bersih. “Sayangnya energi bersih Indonesia belum sepenuhnya siap, mau tidak mau migas masih diperlukan,” tambah wanita yang akrab disapa Meity ini.
Di tengah penggunaan migas yang masih tinggi, nyatanya pembukaan sumber energi baru masih minim dilakukan. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya dan risiko dalam melakukan eksplorasi sumber energi baru. “Dalam upaya menurunkan kerugian, pemerintah serta perusahaan migas Indonesia terus berusaha untuk menarik investor dalam maupun luar negeri,” tutur Meity.
Terlebih lagi, undang-undang yang mengatur eksplorasi migas di Indonesia masih begitu lawas sehingga kebebasan dalam pengembangan energi migas saat ini masih terbatas. Untuk itu, IPA terus mendorong pemerintah untuk melakukan pembaharuan undang-undang tersebut. Meity menuturkan, dengan begitu kegiatan eksplorasi dan investasi bisa dilakukan dengan lebih leluasa.
Melanjutkan pembicaraan, Chairperson of IPA Convex 2025 Hariadi Budiman menyebutkan bahwa sektor migas sangat penting dalam menunjang aspek ekonomi di Indonesia. Pernyataan ini ia sampaikan karena faktanya, 120 dari 185 sektor perekonomian Indonesia sering memanfaatkan migas untuk menunjang kebutuhannya. “Maka dari itu, kita perlu menjaga ketahanan energi Indonesia dengan mencari energi yang bersih dan ramah lingkungan,” beber Hariadi.
Maka, upaya penanganan emisi karbon terus digalakkan pemerintah dan perusahaan migas untuk menurunkan pembuangan emisi ke lingkungan bebas. Salah satunya melalui teknologi carbon capturing and storage (CCS). “Proses ini memungkinkan emisi karbon di tangkap dari sisa sumber emisi dan kemudian diolah serta disuntikkan ke dalam bumi sebagai geologist storage,” tambahnya.
Penggunaan proses CCS tidak bertujuan untuk memperbanyak atau memperpanjang penggunaan energi migas yang menghasilkan emisi. Melainkan, teknologi ini diterapkan untuk beradaptasi dengan jalannya kehidupan yang terus membutuhkan pasokan energi, khususnya dari migas. “Dengan ini, sektor perekonomian Indonesia dapat menggunakan migas dengan takaran yang sesuai,” ucapnya.
Merespon kegiatan ini dengan penuh antusias, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Nurul Widiastuti SSi MSi PhD turut juga menyampaikan pentingnya peran industri migas di era transformasi industri saat ini. Kegiatan IPA Goes to Campus ini dinilai tepat digelar di Kampus Pahlawan ini lantaran ITS memiliki sejumlah prodi yang berkaitan erat dengan migas, baik di sisi teknis maupun bisnis.
Guru besar Departemen Kimia ITS tersebut berharap melalui kunjungan pertama IPA ke ITS ini dapat menumbuhkan kerja sama yang baik di masa mendatang. Kegiatan ini dinilai penting karena di masa depan nanti, tanggung jawab kebermanfaatan migas berada di tangan para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. “Semoga melalui kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan relasi mahasiswa,” tutupnya dengan optimis. (*)
Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Bima Surya Samudra
Gresik, ITS News — Dalam upaya mengurangi emisi karbon industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui PT ITS Tekno
Kampus ITS, ITS News — Memasuki musim penghujan, akhir-akhir ini, beberapa wilayah di Indonesia tengah merasakan terjangan angin puting beliung
Kampus ITS, ITS News — Kiprah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam mendukung realisasi ekonomi halal di Indonesia semakin diakui
Kampus ITS, ITS News — Guna mendorong digitalisasi desa, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memasang