Kampus ITS, ITS News — Minimnya cadangan air tanah yang bersih menimbulkan permasalahan tersendiri untuk keberlangsungan hidup masyarakat. Menanggapi hal ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (KKN Abmas ITS) melakukan pemetaan cadangan air bersih guna mendukung pembangunan sumur bor.
Ketua tim KKN Abmas Yoyok Setyo Hadiwidodo ST PhD menuturkan, salah satu permasalahan krusial masyarakat saat ini bersumber dari keterbatasan akses air bersih. Kondisi ini berkebalikan dengan upaya realisasi Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6 terkait akses air bersih dan sanitasi layak. Salah satu daerah yang terdampak adalah Desa Jamberejo, Bojonegoro. “Ketersediaan air bersih di sana hanya berkisar 25 persen dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Dengan krisis yang terjadi, dosen Departemen Teknik Kelautan (DTK) ITS ini menyebut, masyarakat terpaksa menggunakan air payau untuk berbagai kebutuhan, termasuk masak dan mandi. Padahal, kondisi air payau di Desa Jamberejo masih dikategorikan belum layak konsumsi bahkan seringkali bercampur dengan minyak dan tak jarang sedikit berpasir. Apabila air payau ini dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius pada masyarakat.
Yoyok dan timnya pun menginisiasi pemetaan cadangan air tanah guna memenuhi kebutuhan air bersih lewat pembangunan sumur bor. Kegiatan ini dilakukan melalui survei di lima lokasi berbeda dengan metode geolistrik resistivitas. Metode tersebut bertujuan untuk mengukur tahanan jenis atau resistivitas dari batuan dan material di bawah permukaan tanah. “Apabila resistivitas rendah maka suatu lokasi berpotensi mengandung air tanah,” ungkap lelaki asal Bojonegoro tersebut.
Yoyok menuturkan bahwa uji metode ini dilakukan menggunakan empat elektroda yang ditancapkan ke tanah. Kemudian, elektroda tersebut disambungkan dengan kabel listrik yang berfungsi untuk mengalirkan tegangan dari alat geolistrik bernama Ires T300F. Ketika tegangan diinjeksikan ke elektroda maka alat akan menginterpretasikan data beda potensial yang ada di dalam tanah. Data itu kemudian diolah untuk mendapatkan hasil variasi resistivitas di tiap kedalaman tanah.
Kepala Laboratorium Struktur, Material, dan Produksi Bangunan Laut DTK ITS ini membagikan, terdapat satu lokasi yang berpotensi sebagai sumber cadangan air tanah dari lima lokasi yang diuji. Lewat data yang diperoleh tersebut, Yoyok dan tim dapat melakukan pemetaan cadangan air lebih lanjut. Terakhir, hasil pemetaan cadangan air tanah ini akan diberikan kepada mitra terkait untuk dilakukan pengeboran sumur air.
Merespons kegiatan ini, Yoyok membagikan, timnya mendapatkan sambutan baik dari warga. Warga merasa memiliki harapan kembali untuk mendapatkan air bersih yang layak. Yoyok pun berharap, peta pemetaan air tanah ini nantinya dapat digunakan dengan baik oleh mitra sehingga pengeboran sumur air tanah dapat terealisasi dengan segera. “Semoga sedikit demi sedikit air tanah yang layak dapat dirasakan kembali oleh warga,” tutup alumnus ITS tersebut. (*)
Reporter: Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Shafa Annisa Ramadhani
Kampus ITS, ITS News — Permasalahan kesetaraan gender di Indonesia masih menjadi tantangan terutama wilayah terpencil dengan akses pendidikan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Infineon menyelenggarakan Seminar Intelligent Power Distribution. Menjadi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menunjukan kontribusinya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Bertepatan
Kampus ITS, ITS News — Masih dalam rangkaian acara perayaan Dies Natalis ITS ke-64, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)