ITS News

Minggu, 03 November 2024
04 Oktober 2024, 14:10

KKN Abmas ITS Olah Sampah jadi Pupuk Cair Organik

Oleh : itsdan | | Source : ITS Online

Ketua KKN Abmas, Herdina Prasetya Saptonugroho saat menjelaskan cara kerja alat pengolah sampah organik menjadi pupuk cair organik

Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan alat pengolah sampah organik. Terintegrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT), alat ini mampu menghasilkan pupuk cair organik yang berkualitas. 

Kerapkali tumpukan sampah organik rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan bau tidak sedap. Mengatasi masalah tersebut, Ketua KKN Abmas Herdina Prasetya Saptonugroho menginovasikan alat pengolah sampah organik menjadi pupuk cair organik yang berguna untuk menyuburkan tanaman hidroponik milik warga Perumahan Mutiara Citra Asri, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.  

Lebih rinci, Herdina menjelaskan bahwa sampah organik yang menjadi bahan baku pupuk tersebut berupa sisa makanan dan sampah organik rumah tangga lainnya yang mudah terurai. Dalam prosesnya, mula-mula sampah organik ditimbang menggunakan wadah yang ditambahkan fitur sensor load cell dan inframerah untuk mengetahui seberapa banyak sampah akan diolah.

Rupa alat pencacah dan pengolah sampah organik menjadi pupuk cair yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT)

Herdina menerangkan, sampah yang telah ditimbang akan dimasukkan ke dalam tangki pencacah dengan tiga bilah pisau dan digerakkan motor listrik. Setelah tercacah menjadi lebih kecil, dilanjutkan proses fermentasi sampah organik dalam tabung tertutup yang dilengkapi motor pengaduk. “Proses fermentasi tersebut dilakukan selama 14 hari dan diaduk secara berkala,” tambah mahasiswa angkatan 2020 itu.

Lebih lanjut, sampah dalam tabung berkapasitas 40 liter tersebut ditambahkan air dan cairan aktivator Effective Microorganism 4 (EM4) guna membantu pertumbuhan mikroorganisme. Setelah dua minggu, pupuk cair organik akan diperiksa kadar keasaman menggunakan sensor pH yang ada di dalam tabung pengaduk. “Pupuk cair organik yang telah matang dapat diambil melalui saluran di bagian bawah tabung,” lanjutnya.

Tim KKN Abmas dari Departemen Teknik Instrumentasi (berjaket biru) bersama warga Perumahan Mutiara Citra Asri, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo

Herdina menuturkan bahwa seluruh sistem mulai dari sensor pH, suhu, kelembapan hingga motor pengaduk dikontrol secara langsung menggunakan mikrokontroler ESP32 di dalam panel box. “Sementara teknologi IoT berguna memantau dan mengontrol proses pengolahan secara real-time agar lebih optimal dalam menghasilkan pupuk cair organik,” jelas mahasiswa asal Sidoarjo itu.

Menambahkan, Dosen Pembimbing Lapangan Ir Ahmad Fauzan Adziimaa ST MSc mengungkapkan bahwa masyarakat menyambut dengan baik inovasi ini. Harapannya, melalui KKN Abmas yang melibatkan 15 mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ini dapat memberikan solusi yang praktis dan berkelanjutan dalam pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair organik.(*)

 

Reporter: Syahidan Nur Habibie Ash-Shidieq
Redaktur: Regy Zaid Zakaria

Berita Terkait