ITS News

Senin, 14 Oktober 2024
16 September 2024, 07:09

Dukung Ketahanan Pangan, KKN Abmas ITS Kembangkan WebGIS

Oleh : itskaii | | Source : ITS Online
Tampilan awal laman WebGIS SIJAGUNG yang masih dalam bentuk purwarupa

Tampilan prototipe awal laman WebGIS SIJAGUNG 

Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung ketahanan pangan nasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan monitoring rantai produksi dan kesehatan tanaman jagung. Hal itu diwujudkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) melalui inovasi website berbasis lokasi yang bertajuk SIJAGUNG. 

Ketua tim KKN Putra Maulida ST MT PhD memaparkan bahwa di Desa Pulung, Ponorogo menjadi salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia yang  proses pertanian dan pengelolaan lahannya kurang optimal. Terutama dalam pemantauan kualitas tanaman jagung yang berpengaruh pada hasil produksinya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa adanya Website Geography Information System (WebGIS) SIJAGUNG ini menjadi alat penting dalam proses pemantauan tanaman jagung. WebGIS ini dapat menjaga kesehatan tanaman melalui data yang dihasilkan dari survei ke lapangan. ”SIJAGUNG dapat berguna dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian,” ungkap Putra.

Ia menyebut bahwa terdapat beragam fitur pada laman tersebut yang interaktif dan mudah digunakan. Fitur-fiturnya antara lain pemetaan lahan, analisis kondisi kesehatan, dan monitoring pertumbuhan tanaman jagung. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, laman ini sudah memiliki fitur yang dapat dimanfaatkan dalam mengoptimalkan pertanian di Desa Pulung.

Tim KKN Abmas ITS yang mengembangkan Website Geography Information System (WebGIS)

Tim KKN Abmas ITS yang mengembangkan WebGIS SIJAGUNG setelah melakukan survei topografi di Desa Pulung, Ponorogo

Dalam kesempatan kali ini, Departemen Teknik Geomatika berkolaborasi dengan Departemen Biologi ITS dalam proses pembuatan WebGIS. Di mana masing-masing memiliki perannya untuk keberlanjutan kegitan ini. “Kami melakukan survei ke lapangan dan pembuatan website, sedangkan mereka fokus dalam rekayasa genetika tanaman jagung,” ujar dosen Teknik Geomatika itu. 

Selama prosesnya, pembuatan SIJAGUNG ini dimulai dengan melakukan survei kondisi lahan perkebunan jagung di Desa Pulung, Ponorogo. Langkah ini guna mendapatkan data yang lengkap dan akurat sebagai acuan data primer pada website yang dikembangkan. Setelahnya, data tersebut diintegrasikan ke dalam sistem informasi geografis (SIG) yang diambil dari data citra satelit.

Dibalik proses tersebut, menurutnya tahap survei topografi merupakan tahap yang paling menantang karena Desa Pulung memiliki kelerengan yang curam. Kondisi lahan tersebut membuat pengukuran ketinggian lahan menjadi lebih kompleks. Namun pengambilan data ini didukung oleh PT Coressco sebagai perusahaan riset pertanian yang memiliki spesialisasi dalam produksi varietas jagung. 

Kegiatan yang berlangsung sejak Mei ini akan meresmikan WebGIS SIJAGUNG pada November mendatang. Putra berharap produk inovasi website ini dapat membantu petani jagung di Desa Pulung dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen jagung di sana. “Semoga SIJAGUNG dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah pertanian lainnya di Indonesia,” tutup Putra. (*)



Reporter: Khaila Bening Amanda Putri
Redaktur: Rayinda Santriana U S

Berita Terkait