ITS News

Senin, 07 Oktober 2024
14 September 2024, 06:09

Memanfaatkan Limbah, KKN Abmas ITS Hasilkan Kompos dan Ecobrick

Oleh : itsfal | | Source : ITS Online
Gambar tim KKN Abmas bersama masyarakat desa

Tim KKN Abmas DTKI ITS bersama masyarakat Kampung Sukolilo Lor ketika selesai menjalankan pelatihan vermicomposting dan pembuatan ecobrick sebagai upaya mengurangi timbunan sampah

Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menjalankan komitmennya dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Kali ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) dari Departemen Teknik Kimia Industri (DTKI) ITS menerapkan metode vermicomposting dan pembuatan ecobrick untuk memaksimalkan pengelolaan sampah. 

Anggota tim KKN Abmas ITS Aulia Rahma Syahrani mengungkapkan sampah organik maupun anorganik yang acapkali dianggap tidak berguna ternyata memiliki segudang manfaat bila dikelola dengan benar. “Pengelolaan sampah yang tepat dapat mengurangi timbunan sampah dan memberikan manfaat bagi lingkungan,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Rani ini.

Kampung Sukolilo Lor, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya dipilih sebagai lokasi percontohan tim KKN Abmas ini karena belum memiliki pengelolaan sampah yang tidak efektif. Rani membeberkan, hal tersebut disebabkan fasilitas bank sampah masyarakat yang tidak bekerja secara maksimal sehingga sampah meluber di area pemukiman masyarakat. 

Gambar masyarakat melakukan praktik pengomposan

Keseriusan masyarakat Kampung Sukolilo Lor ketika belajar melakukan pengomposan sampah organik menggunakan metode vermicomposting

Beranjak masalah tersebut, tim bimbingan dosen Dr Eng Achmad Dwitama Karisma ST MT ini menerapkan dan memberikan pelatihan penggunaan metode vermicomposting. Rani menjelaskan, vermicomposting merupakan salah satu metode pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos secara alami dengan bantuan cacing tanah. “Jenis cacing yang kami gunakan adalah cacing Eisenia foetida,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, tim KKN Abmas ITS menyediakan wadah yang telah berisi tanah dan cacing sebagai tempat pengomposan. Lebih lanjur, lamanya proses pengomposan tergantung pada jumlah komposisi sampah organik dan cacing yang digunakan. “Kami melakukan uji coba dengan komposisi yang dapat dipanen dalam kurun waktu dua minggu,” jabar mahasiswa DTKI ini.

Di sisi lain, tim KKN Abmas turut menghadirkan pelatihan pembuatan ecobrick dari sampah plastik dan kertas untuk dijadikan bahan kerajinan. Ecobrick merupakan hasil pengolahan sampah anorganik berupa batu bata multiguna dengan nilai jual dan estetika tinggi. Bersama masyarakat Kampung Sukolilo Lor, tim KKN Abmas ITS memanfaatkan ecobrick yang dibuat menjadi kerajinan kursi dan meja. 

Gambar masyarakat membuat ecobrick

Keseruan masyarakat Kampung Sukolilo Lor ketika membuat ecobrick dari sampah plastik untuk dijadikan kerajinan dengan nilai ekonomis tinggi

Melalui rangkaian kegiatan ini, timbunan sampah di Kampung Sukolilo Lor dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk bermanfaat. Mulai dari pupuk kompos yang kaya akan kandungan nitrogen dan kalium serta baik bagi pertumbuhan tanaman hingga ecobrick yang dapat dijadikan berbagai kerajinan. “Pastinya kedua produk tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” tambah Rani.

Rani berharap melalui kegiatan KKN Abmas ini, kesadaran masyarakat akan dampak buruk yang ditimbulkan sampah dapat meningkat. Selain itu, kreativitas masyarakat untuk menghadirkan inovasi baru sendiri nantinya juga diharapkan dapat terbentuk. “Semoga lingkungan hidup di Kampung Sukolilo Lor dapat menjadi lebih baik dan sehat,” tutup mahasiswa angkatan 2022 ini. (*)

 

Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Regy Zaid Zakaria

Berita Terkait