ITS News

Minggu, 16 Juni 2024
23 Mei 2024, 22:05

Dosen ITS Paparkan Pentingnya Manajemen Aset dalam Industri

Oleh : itsdan | | Source : ITS Online

Ir Dwi Priyanta MSE yang juga berkecimpung di bidang konsultasi dan lokakarya Risk-Based Inspection (RBI) saat berkarya di Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, Sumatera Utara

Kampus ITS, ITS News Aset memainkan peran penting dalam berbagai sektor di dunia industri tak terkecuali untuk di bidang maritim. Membahas pendekatan untuk mencapai kualitas operasi yang dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan (DTSP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Ir Dwi Priyanta MSE membeberkan  pentingnya potensi yang ada pada manajemen aset.

Pria kelahiran Kediri ini mengungkapkan, sebagian besar perusahaan komersial memiliki aset yang menjadi elemen vital untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Kinerja yang optimal dari aset-aset yang ada penting untuk dijunjung guna mencapai tujuan dan kelancaran dari sebuah operasi. “Semakin produktif penghasilan bahan jadi maka akan semakin meningkat pula pendapatan dan keuntungan dari pemilik usaha,” tambahnya.

Aset juga memiliki faktor yang tidak bisa dihilangkan yakni berupa risiko yang dapat berasal dari berbagai sumber, di antaranya seperti kegagalan mesin, perubahan lingkungan, atau bahkan faktor manusia. Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan dan meminimalkan dampak negatifnya dengan memahami potensi risiko yang ada selama pengoperasian  aset.

Dwi melihat bahwasanya lewat pengelolaan aset yang matang dapat menjadi langkah yang krusial untuk memastikan laju produktivitas sebuah perusahaan. “Salah satu kunci utama untuk mencapai hal tersebut adalah lewat sinergi yang selaras dari manusia, mesin, dan manajemen,” jelas dosen Laboratorium Digital Marine Operation and Maintenance (DMOM) ini.

Merincikan masing-masing aspek, lulusan magister dari University of New Orleans, Amerika Serikat ini menjelaskan, pada aspek manusia memiliki peran krusial dalam pengoperasian mesin-mesin yang ada. Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sangat dibutuhkan untuk menunjang jalannya aset suatu perusahaan. “Meskipun permesinan yang ada bekerja dengan optimal, namun apabila tidak diimbangi dengan SDM yang cakap maka akan berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan,” tuturnya.

Lebih lanjut, aspek manajemen dalam mengelola aset pun tidak bisa diabaikan. Dengan manajemen yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa aset yang ada akan tetap dalam kondisi yang optimal melalui perawatan dan pengawasan yang cermat. Di sinilah peran manajemen integritas aset atau asset integrity management (AIM) menjadi senjata utama dalam menghadapi berbagai risiko yang mengancam kelangsungan aset.

Dwi melanjutkan, AIM memiliki dua parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja sebuah aset, yakni up time dan down time. Up time sendiri adalah waktu di mana aset dapat bekerja secara normal dan produktif sedangkan downtime adalah waktu di mana aset tidak beroperasi dan tidak menghasilkan apapun. “Tujuan keberadaan AIM adalah untuk memaksimalkan up time, mengurangi down time, serta memastikan keselamatan manusia dan lingkungan selama pengoperasian mesin,” ungkapnya.

Ir Dwi Priyanta MSE saat melakukan pengembangan RBI untuk pembangkit geotermal milik Star Energy Geothermal di Gunung Salak, Jawa Barat

Pria berkacamata ini menekankan bahwa AIM merupakan ilmu multidisiplin yang dapat diterapkan di berbagai bidang, tidak hanya terbatas di dunia industri maritim saja. Penerapan AIM dapat memberikan meraih manfaat yang signifikan dalam hal efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan. “Karena pada dasarnya semua usaha atau pekerjaan tidak akan lepas dari aset untuk menghasilkan sebuah jasa ataupun barang,” tambah dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perawatan ini.

Menutup paparannya, Dwi berharap, dengan pesatnya perkembangan teknologi di era industri 5.0 ini dapat meningkatkan pengelolaan risiko dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut dapat diraih lewat keterampilan pengguna dalam memanfaatkan teknologi tersebut dengan bijak dan bertanggung jawab. “Dengan mempraktikkan pengelolaan risiko yang baik akan dapat mencegah kerugian yang sangat besar,” tutupnya penuh harap.(*)

 

Reporter: Syahidan Nur Habibie Ash-shidieq
Redaktur: Ricardo Hokky Wibisono

Berita Terkait