ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
24 Mei 2023, 08:05

Produktif Prokrastinasi, Ilusi Produktivitas yang Menjebak

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Ilustrasi Profuktif Prokrastiansi (sumber : magdalene.co)

Kampus ITS, Opini – Menyelesaikan berbagai pekerjaan menjadi keseharian yang tidak terelakkan bagi manusia di usia produktif. Merasa bosan dengan rutinitas yang monoton, tak jarang seseorang memutuskan untuk menunda pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan. Jika menunda telah menjadi kebiasaan, seseorang dapat terjebak pada kondisi prokrastinasi terstruktur atau yang disebut sebagai produktif prokrastinasi.

Dilansir dari laman Neuropedia, produktif prokrastinasi merupakan strategi yang diambil seseorang ketika dengan sengaja menunda tugas utama, namun mengalihkan perhatian mereka ke tugas lain. Bagi beberapa orang konsep ini terdengar positif, lantaran pandangan bahwa mengerjakan sesuatu lebih baik daripada tidak mengerjakan apapun.

Menurut Psychology Today, produktif prokrastinasi memang memiliki beberapa menfaat. Contohnya adalah kegiatan yang dilakukan sebagai pengganti tugas utama seperti bersih-bersih atau membaca buku dapat membantu meningkatkan keterampilan individu. Hasilnya, seseorang dapat mengerjakan pekerjaan lain pada masa mendatang dengan lebih efektif.

Namun jika dilakukan secara berlebihan, produktif prokrastinasi dapat menyebabkan seseorang terbiasa mengabaikan tugas utama. Contohnya seorang mahasiswa tingkat akhir yang terus-menerus menunda mengerjakan skripsi, namun ia mengambil berbagai proyek pekerjaan baru. Akhirnya, mahasiswa ini menjadikan proyek pekerjaan baru tersebut sebagai alasan mengapa skripsinya tidak memiliki banyak kemajuan.

Meskipun mengerjakan proyek baru merupakan hal yang positif, namun jika terus-menerus dijadikan alasan untuk menunda, maka pekerjaan sekunder ini dapat memengaruhi kualitas pekerjaan utama yang dikerjakan. Tak hanya itu, kebiasaan menunda yang dibungkus dengan alasan produktif ini dapat mengakibatkan keterlambatan hingga kegagalan untuk menyelesaikan tugas utama.

Berkaca dari contoh tersebut, kebiasaan melakukan produktif prokrastinasi dapat membuat prioritas seseorang berubah hingga berakhir dengan terlantarnya pekerjaan-pekerjaan utama yang harus ia selesaikan. Hal inilah yang kemudian dapat mengurangi produktivitas sehingga keseimbangan hidup seseorang tersebut akan terganggu.

Dalam hal ini, cara terbaik yang dapat kita lakukan untuk membentengi diri dari ilusi ini adalah dengan membuat skala prioritas. Melalui skala prioritas, kita dapat mengatur tugas mana yang lebih penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Setelahnya, kita dapat mengatur waktu untuk melakukan kegiatan lain setelah memastikan tugas utama terselesaikan.

Meskipun produktif prokrastinasi dan segala dampak positifnya dapat menjadi jalan pintas untuk keluar dari rutinitas yang monoton, dampak negatif dari kebiasaan tersebut harus diwaspadai. Untuk menghindarinya, kita harus meningkatkan kesadaran diri dan disiplin dalam mengatur waktu serta prioritas. (*)

 

Ditulis oleh:
Nayla Maisun Nur Aqila
Departemen Statistika
Angkatan 2022
Reporter ITS Online

Berita Terkait