Kampus ITS, Opini – Mengawali pergantian tahun selalu identik dengan munculnya sebuah harapan tujuan baru yang ingin dicapai di masa mendatang. Dimana secara esensinya, dengan adanya tujuan yang secara populer dikenal dengan resolusi ini, menjadi media seseorang dalam memperbarui diri sendiri ke arah yang lebih positif di tahun baru.
Layaknya tradisi, resolusi dibuat setiap tahunnya sebagai proyeksi ke depan oleh mayoritas orang-orang dalam merayakan tahun barunya. Resolusi sendiri didefinisikan sebagai keputusan atau rencana yang dibuat dalam jangka pendek maupun jangka panjang mengenai pencapaian yang ingin diraih di masa mendatang.
Secara tradisional, resolusi tahun baru ditulis pada secarik kertas atau diketik secara digital untuk kemudian dikaji ulang di akhir tahun selanjutnya mengenai apa saja yang telah dicapai. Harapan atau resolusi ini, biasanya akan memuat tujuan spesifik atas apa yang ingin dicapai di tahun selanjutnya. Resolusi ini juga berisi tujuan yang relevan dengan diri sendiri, diikuti dengan menargetkan tenggat tercapainya.
Pada dasarnya, resolusi akan sangat bergantung pada preferensi setiap pembuatnya. Setiap individu akan memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda sehingga resolusinya akan berbeda-beda pula. Bila pun antar dua orang memiliki resolusi yang serupa, cara mencapai resolusi atau waktu tercapainya resolusi tersebut akan tetap berbeda.
Lantas setelah membuat resolusi apa yang harus dilakukan?
Jawaban idealnya tentu membuat resolusi tak hanya sekedar angan, tapi menjadi kenyataan. Kendati demikian, tak jarang seseorang lupa dengan resolusi yang ia buat atau tenggelam oleh kesibukan lain hingga mengabaikan resolusinya.
Sebagian orang akan bersikap optimis untuk mewujudkan resolusinya. Orang-orang ini akan berusaha dengan giat atau merumuskan langkah-langkah rencana yang spesifik demi mencapai tujuan yang diinginkan. Optimisme ini didukung atas kepercayaannya akan kemampuannya dan memanfaatkan kemampuan tersebut dalam mencapai resolusi.
Di sisi lain, sebagian lainnya bersikap pesimis terhadap kemungkinan tercapainya resolusi. Resolusi dibuat sebagai harapan, tapi jalan menuju tujuan mungkin akan terasa terjal dan berliku. Pesimisme dapat menghambat laju mencapai tujuan. Meski terasa sulit, adanya usaha yang dilakukan sedikit demi sedikit akan membawa sebuah perubahan.
Resolusi dimaksudkan tak hanya untuk mencapai tujuan, tapi juga media refleksi diri dan belajar dari pengalaman selama beberapa waktu silam agar dapat menyikapi masa depan dengan lebih baik. Resolusi bukan sekadar simbolisme memperingati tahun baru saja, tapi juga merayakan pengembangan diri secara positif.
Apapun jenis resolusi yang dibuat, resolusi dapat menjadi pemantik semangat bagi diri. Tak masalah untuk tidak selalu memperbarui resolusi pada tahun baru, asalkan pengembangan diri ke arah yang lebih baik selalu dilakukan, be your better self. Tak masalah pula bila terdapat resolusi yang belum tercapai, hal ini dapat dijadikan sebagai motivasi untuk tetap berusaha mewujudkannya. Semoga dalam mengawali tahun kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya, selamat Tahun Baru 2023! (*)
Ditulis oleh:
Nayla Maisun Nur Aqila
Departemen Statistika
Angkatan 2022
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News – Guna melakukan digitalisasi dan perbaikan dalam penanganan medis di Indonesia, tim mahasiswa dari Institut Teknologi
Kampus ITS, ITS News —Menghabiskan waktu selama lima tahun sebagai Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) benar-benar memberikan kenangan
Kampus ITS, ITS News – Mengukuhkan tekad di bidang keilmiahan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan
Kampus ITS, ITS News – Gelaran Wisuda ke-129 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi momen wisuda terakhir yang dipimpin