ITS News

Selasa, 23 April 2024
12 November 2022, 14:11

Abmas ITS Tingkatkan Daya Tarik Wisata lewat Sertifikasi Halal

Oleh : itsthi | | Source : ITS Online

Ketua tim KKN, Rizal Sultan Madani tengah menyerahkan plakat tanda terima kasih kepada pengelola kawasan wisata Alaska, Kediri

Kampus ITS, ITS News – Sebagai lembaga pendamping produk halal, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya menebar kebermanfaatan. Kali ini, sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisata, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS hadir untuk melakukan pendampingan sertifikasi halal bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kawasan wisata alam Alas Karetan (Alaska), Kediri.

Ketua tim Abmas, Iska Desmawati SSi MSi mengungkapkan, Alaska merupakan objek wisata baru di Desa Tempurejo, Kediri yang didirikan atas inisiatif warga desa. Letak kawasan wisata yang berada di tepi hutan membuat informasi mengenai produk halal menjadi kurang. Padahal, adanya produk halal di tempat wisata dapat meningkatkan daya tarik pengunjung, sehingga potensi pasar menjadi lebih berkembang. “Dari situlah kami ingin mengambil peran,” tuturnya.

Mengawali langkah, sambung Iska, sejak awal Juli timnya telah melakukan pendekatan kepada beberapa pedagang untuk mengenalkan dan menawarkan pendampingan sertifikasi produk halal. Meski sempat terkendala dalam berkomunikasi menggunakan bahasa setempat, tim Abmas berhasil menarik antusiasme empat pedagang untuk mengikuti program ini. “Kami memang berniat memfokuskan pendampingan kepada warga yang tertarik dan bersedia saja,” paparnya.

Empat pedagang pionir produk halal wisata Alaska yang mendapat apresiasi pada acara pelatihan dan pendampingan pengembangan sertifikasi halal

Lebih lanjut, keempat pionir produk halal di Alaska ini kemudian didampingi tim Abmas untuk mendaftarkan usahanya guna mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Selanjutnya, dilakukan peninjauan proses produksi barang dagangan hingga pengemasannya untuk memastikan semua sesuai dengan persyaratan sertifikasi halal. “Saat ini, kami masih dalam proses mendapatkan sertifikasi halalnya,” ujar dosen Departemen Biologi ITS tersebut.

Guna merangkul lebih banyak pedagang, pada 26 Juli diadakan pelatihan di balai desa setempat. Acara yang dihadiri oleh para pedagang dan pengelola wisata, keempat pionir produk halal Alaska, hingga kepala desa setempat ini diisi oleh materi dari Kepala Pusat Kajian Halal (PKH) ITS, Setiyo Gunawan ST PhD. “Di sini, kami menerangkan bahwa makanan halal tak hanya dilihat dari bahan bakunya saja, melainkan juga dari proses pengolahan dan pengemasannya,” tambah Iska.

Ketua Abmas ITS, Iska Desmawati SSi MSi saat menyampaikan materi pada pelatihan dan pendampingan pengembangan sertifikasi halal Alaska

Tak hanya itu, secara khusus, tim Abmas ITS juga mengundang dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Muhammad Nasrullah, untuk memaparkan materi terkait pentingnya pengemasan produk guna meningkatkan nilai jual. Tidak muluk-muluk soal desain yang rumit, materi yang disampaikan lebih fokus pada kemasan berlogo sederhana yang dapat menunjukkan identitas wisata alam Alaska.

Usia sosialisasi, banyak pedagang yang mulai tertarik dan sadar akan pentingnya kehalalan produk, mulai dari pemilihan bahan hingga pengemasan. Selain itu, Kepala Desa Tempurejo turut mengucapkan terima kasih kepada tim Abmas ITS karena mampu mengembangkan potensi yang sudah dimiliki kawasan Alaska.

Tim Abmas ini digawangi oleh tim dosen yang terdiri dari Iska Desmawati SSi MSi, Dr rer nat Aulia Muhammad Taufiq, Ir Murdjito MScEng , Rizky Tetrisyanda ST MT, Dika Virginia SSi MSc, dan Muhammad Riduwan SKom MKom. Selain itu, Iska juga merangkul beberapa mahasiswa Departemen Studi Pembangunan ITS yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata.

Iska Desmawati SSi MSi bersama tim KKN tengah berfoto bersama di depan pintu masuk wisata alam Alaska Kediri.

Ke depan, Iska berharap dapat menyosialisasikan dan mendampingi sertifikasi halal untuk UMKM di pelosok-pelosok Indonesia. “Kami menyadari bahwa mereka mempunyai banyak keterbatasan dalam menjangkau informasi tersebut, sehingga kehadiran kami di sana menjadi sangat krusial,” pungkasnya penuh harap. (*)

 

Reporter: Nurul Lathifah
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya

Berita Terkait