ITS News

Selasa, 16 April 2024
02 November 2022, 20:11

Tingkatkan Pengetahuan lewat Webinar Keamanan Siber

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Pakar informasi teknologi dan Wakil Rektor Institut Teknologi Tangerang Selatan, Ir Onno W Purbo MEng PhD dalam webinar keamanan siber MAGE ITS, Minggu (30/10)

Kampus ITS, ITS News – Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai keamanan data digital membuat kejahatan siber dapat terjadi dengan muda. Melihat ini, Himpunan Departemen Teknik Komputer (DTC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar webinar keamanan siber dalam ajang Multimedia and Game Event (MAGE), Minggu (30/10).

Pakar informasi teknologi, Ir Onno W Purbo MEng PhD menyebutkan bahwa ia sering menerima aduan masyarakat  yang terkena hack atau tipu lewat komentar di kanal YouTube pribadinya. Keluhan tersebut di antaranya akun gim online yang tidak jadi terjual akibat terkena hack hingga seseorang yang kehilangan 31 ribu dolar AS akibat tertipu investasi.

Wakil Rektor Institut Teknologi Tangerang Selatan (ITTS) ini menjelaskan, ada tiga level yang menjadi faktor dalam keamanan siber, yakni pimpinan, programmer, dan user atau pengguna. Biasanya, pimpinan akan melakukan pendekatan teknologi dan proses dengan memberikan anggaran yang lebih untuk keamanan siber. Sayangnya, hal itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah lantaran masih perlu programmer profesional yang dapat menjalani pendekatan tersebut dengan baik.

Ir Onno W Purbo MEng PhD sedang menjelaskan seputar keamanan siber

Lebih lanjut, Onno menyebutkan bahwa sebagian besar kebocoran data pribadi seperti KTP atau tanda pengenal lainnya terjadi bukan akibat kelalaian pimpinan ataupun programmer, melainkan karena perilaku user sendiri. “Perilaku pengguna yang abai seperti menyebarkan data pribadi dengan sembarangan sering memicu kebocoran data,” ungkap Onno.

Onno berpesan untuk berhati-hati dalam bermedia sosial dan menggunakan aplikasi kencan online. Hal ini lantaran, inti dari serangan internet adalah bagaimana pelaku menipu korban. “Tidak jarang pelaku memanfaatkan data-data pribadi korban untuk keuntungannya,” imbuhnya. (*)

 

Reporter: ion17
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

Berita Terkait