ITS News

Kamis, 25 April 2024
02 November 2022, 08:11

Peringati Sumpah Pemuda, ITS Ajak Hidupkan Budaya Berwastra

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

(dari kiri) Dr Ir Susi Agustina Wilujeng ST MT, Anggra Ayu Rucitra ST MMT, dan Gading Bagus Mahardika pada acara Normalisasi Berkain di Kampus

Kampus ITS, ITS News — Hidupkan semangat persatuan sumpah pemuda, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar acara bertajuk Normalisasi Berkain di Kampus. Bertempat di Kantin Pusat ITS, acara ini menyuguhkan pesona ragam kain Nusantara serta mengajak para sivitas akademika untuk melestarikan budaya berwastra di lingkungan kampus.

Kegiatan yang baru kali pertama terselenggara ini, digagas oleh sekumpulan dosen dan mahasiswa ITS yang memiliki kegemaran terhadap wastra. Terdapat tiga inisiator dibalik gerakan kampanye berkain di kampus ini. Di antaranya, dosen Departemen Teknik Lingkungan Dr Ir Susi Agustina Wilujeng ST MT, dosen Departemen Desain Interior Anggra Ayu Rucitra ST MMT, dan mahasiswa pascasarjana Departemen Teknik Kimia Gading Bagus Mahardika.

Susi mengatakan, langkah yang mereka lakukan ini didasari karena adanya kesadaran dalam melestarikan warisan leluhur bangsa. Selain itu, ia ingin orang-orang lebih mengenal makna dari ciri khas kain tradisional. “Contohnya, kain dari Suku Kajang memiliki ciri khas berwarna hitam yang kental dengan nilai kesakralan,” terangnya. 

Menyambung ujaran Susi, pada sesi bincang wastra Anggra menambahkan, Sumpah Pemuda ini menjadi momen yang tepat bagi generasi muda Indonesia untuk mengisi kembali rasa cinta dan persatuan lewat pelestarian budaya. Seluruh pemuda dapat mengambil tindakan langsung, salah satunya dengan mengikuti jejak yang telah dimulai olehnya dkk.

Di samping sebagai media pengenalan budaya, pemakaian kain tradisional pada aktifitas sehari-hari juga dapat meningkatkan estetika berpakaian serta memunculkan rasa bangga akan produk asli negeri sendiri. Menurut lulusan S2 Manajemen Teknologi ITS ini, kain tradisional bukanlah suatu yang mencerminkan ketinggalan zaman. “Sebaliknya, cantiknya corak kain khas dari berbagai daerah menjadi daya pikat tersendiri yang dapat dipadupadankan dengan berbagai outfit,” jelasnya pada Jumat (28/10).

Di sela sesi bincang, Susi memperkenalkan koleksi berbagai jenis kain tradisional miliknya. Lalu, Anggra bantu mendemonstrasikan cara mengenakan kain tradisional yang mudah diikuti oleh audience. Tak lupa ia memberikan kesempatan mengajak salah satu peserta acara untuk mencoba secara langsung tutorial berkain.

Demonstrasi cara berkain dengan bantuan peserta oleh Dr Ir Susi Agustina Wilujeng ST MT

Menutup sesi bincang wastra dan tutorial berkain, Susi mengingatkan bahwa selain menyatukan tanah air, bangsa, dan bahasa, Sumpah Pemuda juga menyatukan berbagai budaya. Salah satunya lewat keragaman kain tradisional yang memperkaya Indonesia. “Walaupun berbeda-beda tetapi kain tradisional merupakan suatu entitas yang menyatukan Indonesia,” ujar Susi.

Terakhir, Susi berharap agar kedepannya generasi muda dapat berwastra dalam kegiatan sehari-hari dengan percaya diri. “Ke depannya semoga generasi muda menghargai kain tradisional yang merupakan investasi bangsa untuk diwariskan,” tandasnya. (*)

Reporter: ion26
Redaktur: Fatima Az Zahra

Panitia dan peserta acara Normalisasi Berkain di Kampus

Berita Terkait