ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
13 Oktober 2022, 22:10

Pentingnya Memiliki Fundamental dan Pola Pikir dalam Berbisnis

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Raymond Chin SKom saat menjadi pembicara pada telewicara TDC Summit Fest 2022

Kampus ITS, ITS News — Dalam dunia bisnis, fundamental dan pola pikir yang matang merupakan  faktor penting guna menjaga kestabilan dan keberlangsungan usaha. Hal ini kemudian coba dibagikan co-founder Ternak Uang pada acara Technopreneurship Development Center (TDC) Summit Fest 2022 di Gedung Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Indonesia saat ini sedang berada di fase resiliensi atau masa di mana masyarakat khususnya para pegiat usaha harus beradaptasi sekaligus mengatasi berbagai permasalahan yang muncul. Sebagai pebisnis muda, Raymond Chin SKom mengatakan, ketika pendiri startup menemui permasalahan  maka, harus cepat bangkit dari keterpurukan. “Karena, orang yang bisa cepat bangkit dari posisi terbawahnya, artinya orang itu melek opportunity,” jelasnya pada Sabtu (9/10).  

Raymond menuturkan, apabila seseorang paham mengenai sebuah peluang, maka akan dapat dengan mudah menggagas inovasi sehingga solusi dari permasalahan bisnis tersebut dapat segera dipecahkan. Selain dibutuhkannya fundamental tersebut, seorang pebisnis juga harus bisa menanamkan pola pikir keseriusan dalam berbisnis dan melihat dari segala sisi, sehingga terbitlah keterkaitan dalam strategi untuk menjalankan bisnis. 

Terlebih lagi, bisnis itu tentang penyelesaian masalah bukan sekedar mencari uang. Karenanya, dalam mendirikan sebuah bisnis, tujuan yang disasar harus jelas dan matang, tentu agar bisa memenuhi keuntungan yang ditargetkan. Namun, tak semata-mata mengejar keuntungan, dalam menghasilkan produk, baik barang atau jasa harus berangkat dari permasalahan pasar. “Karena, ketika produk disukai banyak orang maka keuntungan akan datang dengan sendirinya,” tutur Raymond.

Raymond Chin (baju hitam) saat meberikan hadiah kepada peserta talkshow

Mendirikan startup tentu tidak semulus apa yang dipikirkan. Pasti ada berbagai masalah yang harus dihadapi. Raymond mengaku, masalah yang sering dihadapi dalam membangun sebuah bisnis ialah ketepatan dalam memilih target pasar, investasi, dan pengelolaan karyawan. Menurutnya pengelolaan karyawan menjadi masalah yang paling rumit. 

Pasalnya, pengelolaan karyawan dibutuhkan untuk menunjang berkembangnya sebuah bisnis, sehingga memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni serta bertanggung jawab. Jika  kinerja SDM-nya meunurun bahkan memburuk, dengan berat hati perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). “Hal tersebut tidak mudah dilakukan, karena juga berkaitan dengan sisi kemanusiaan dan nasib orang lain,” ucap alumnus Universitas Bina Nusantara ini. 

Dalam menyaring dan mengevaluasi SDM Raymond selalu menerapkan transparansi dan kejujuran. Adanya transparansi berguna untuk menumbuhkan rasa empati yang tentunya selaras dengan kejujuran yang diberikan. Selain itu, jika melakukan PHK sebisa mungkin perusahaan memberikan saran dan aternatif tempat pekerjaan pada mantan pegawai. Sehingga PHK bukanlah sekedar ucapan minta maaf dari atasan kepada karyawan. 

Di akhir, ia berpesan apabila seseorang ingin sukses dari bisnis maka mulailah segera dengan konsep yang matang dan perkiraan risiko yang baik. Melihat berbagai masalah yang ada di Indonesia berpotensi untuk menjadi emas bagi siapapun yang mampu mengolahnya. “Bagiku, defense is still the best offense,” tandas Raymond. (*)

 

Reporter: ion19
Redaktur: Fatima Az Zahra

Berita Terkait