ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
01 Oktober 2022, 10:10

KKN ITS Galakkan Pengolahan Limbah Berbasis Biokonversi Maggot

Oleh : itsly | | Source : ITS Online

Tim KKN Abmas ITS berfoto bersama para pelaku UMKM di Kampung Markisa, Gresik

Kampus ITS, ITS News – Limbah rumah tangga yang kian meningkat perlu dikelola secara komprehensif dan terpadu. Menyikapi hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) berupaya membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kampung Markisa, Gresik untuk mengolah limbah berbasis biokonversi maggot.

Ketua tim KKN Abmas, Wimala Lalitya Dhanistha ST MT mengungkapkan, produksi minuman markisa UMKM di kampung setempat kian berkembang hingga mencapai 400 botol per harinya. Sayangnya, limbah-limbah yang dihasilkan oleh produksi tersebut disinyalir dapat mengganggu kenyamanan lingkungan.

Untuk itu, tim KKN Abmas mencoba memanfaatkan kembali limbah yang ada sebagai peluang bisnis untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat, yakni dengan menerapkan teknologi biokonversi maggot. Dalam prosesnya, limbah tersebut nantinya akan menjadi pakan utama bagi maggot dan digunakan sebagai proses penguraian. “Kinerjanya dalam mendegradasi sampah organik terbukti sebesar 65 persen,” papar Wimala.

Salah satu anggota tim KKN, Wafiyudin menuturkan, kegiatan yang berlangsung pada Agustus lalu tersebut dimulai dengan tahap penyuluhan. Di tahap ini, masyarakat setempat diberikan pembinaan terkait pemanfaatan peluang bisnis maggot di era digital, cara mengatur keluar masuknya produk, hingga pengontrolan usaha yang optimal dan efektif.

Penyuluhan oleh tim ahli Maggot BFS Surabaya kepada para pelaku UMKM di Kampung Markisa, Gresik

Tak hanya itu, masyarakat setempat juga diminta untuk mengumpulkan sampah rumah tangga dan sisa makanan. Menurut Wafi, sampah-sampah yang bertekstur lembab ini dapat dijadikan pakan dan membantu tumbuh kembang baby maggot. “Kami melihat antusiasme warga dalam mengumpulkan sampah organik ini sangat tinggi,” ujarnya.

Usai dilakukan penyuluhan, masyarakat diajak untuk turun langsung membudidayakan maggot dari kondisi telur hingga berubah menjadi larva. Kegiatan ini dipandu langsung oleh tim ahli Maggot Black Soldier Flies (BSF) Surabaya dan dimulai dengan mencacah sampah organik yang telah terkumpul. Selanjutnya, telur maggot BSF dan sampah yang tercacah disatukan dalam satu wadah kecil. “Telur maggot akan berubah menjadi larva dalam kurun waktu 3 hingga 4 hari,” beber Wafi.

Para pelaku UMKM di Kampung Markisa tengah melakukan pelatihan budidaya maggot bersama tim KKN Abmas ITS

Serangkaian kegiatan pengabdian ini ditutup dengan kunjungan masyarakat Kampung Markisa ke salah satu rumah narasumber di Surabaya untuk melihat proses maggot dari budidaya hingga pemanfaatannya. “Ke depan, kami berharap Kampung Markisa dapat menjadi kampung binaan yang berhasil dalam membudidayakan maggot,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Shauma Aulya Zahra
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya

Berita Terkait