ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
18 Agustus 2022, 15:08

KKN ITS Rancang Mesin Pencacah Sampah Pertanian untuk Desa

Oleh : itswan | | Source : ITS Online

Tim KKN ITS menyerahkan dua mesin pencacah sampah pertanian kepada perangkat Desa Abar-Abir, Kabupaten Gresik

Kampus ITS, ITS News – Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang mesin pencacah sampah pertanian untuk Desa Abar-Abir, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Hasil pencacahan tersebut dapat mengubah sampah pertanian menjadi pupuk kompos dan pelet ikan berkualitas.

Koordinator tim KKN ini, Aldi Septianto Nugroho, menjelaskan bahwa timnya berhasil menciptakan dua buah mesin pencacah sampah pertanian. Memiliki kapasitas pencacahan hingga 3 kg sampah pertanian dalam sekali penggunaan, mesin ini disinyalir mampu untuk mencacah semua limbah pertanian di Desa Abar-Abir. “Mesin ini menjadi solusi untuk memanfaatkan sampah pertanian yang dihasilkan dari aktivitas pertanian di sini,” tuturnya.

Sampah halus hasil pencacahan mesin ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk kompos. Hasil pencacahan sampah pertanian yang berukuran kecil akan mempercepat terjadinya pembusukan oleh mikroorganisme pengurai. “Selain itu, kualitas pupuk kompos yang dihasilkan nantinya juga akan baik,” jelas Aldi, sapaan akrabnya.

Sosialisasi secara langsung ke masyarakat dilakukan oleh tim ini untuk memaksimalkan pemanfaatan fungsi mesin dan meningkatkan nilai sampah pertanian yang telah dicacah. Tim yang diketuai oleh Dr Wiwiek Hendrowati ST MT ini pun menciptakan kompos dengan memfermentasi cacahan sampah dengan air dan Effective Miroorganism-4 (EM-4). “Perlu waktu dua hingga empat minggu hingga kompos dapat terbentuk dan dimanfaatkan,” ulas mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS ini.

Tim KKN ITS menguji coba mesin pencacah sampah

Tidak hanya itu, hasil pencacahan mesin ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pelet ikan organik dengan kandungan gizi yang tidak kalah dibandingkan pelet ikan lainnya. Hal tersebut didukung adanya penelitian yang menunjukkan pelet olahan dari limbah pertanian masih memiliki nutrisi yang mendekati atau bahkan memenuhi standar nasional Indonesia (SNI).

Aldi pun berharap bahwa mesin pencacah rancangan timnya ini dapat berguna serta membawa dampak pada Desa Abar-Abir terutama dalam memanfaatkan sampah pertanian yang tercacah menjadi produk yang bernilai tinggi. “Saya berharap desa ini nantinya akan menjadi produsen pupuk kompos atau pelet ikan secara mandiri dan bernilai ekonomis ke depannya,” pungkasnya menutup. (*)

 

Reporter: Irwan Fitranto
Redaktur: Septian Chandra Susanto

Berita Terkait