ITS News

Kamis, 19 September 2024
03 Juli 2022, 16:07

Subdirektorat PK2 ITS Kenalkan Jenis Magang MBKM

Oleh : itsthi | | Source : ITS Online

Sosialisasi magang Subdirektorat PK2 yang diadakan oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota secara daring, Rabu (29/6)

Kampus ITS, ITS News – Magang merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Namun, masih banyak mahasiswa yang mempunyai pertanyaan mengenai magang MBKM ini. Oleh karena itu, Subdirektorat Pengembangan Kewirausahaan dan Karir (PK2) Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan sosialisasi magang MBKM di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Rabu (29/6). 

Kepala Sie Pengelola Magang Industri Direktorat Kemahasiswaan ITS, Ninditya Nareswari SM MSc menyebut program magang merupakan program MBKM yang paling banyak diikuti oleh mahasiswa ITS. Hal ini dikarenakan program magang memiliki relevansi ke mata kuliah lebih dekat dibandingkan dengan program MBKM yang lain. “Selain itu, program magang dapat dikonversikan ke satuan kredit kuliah (sks) mata kuliah dan dapat ditulis dalam curriculum vitae (CV),” ujarnya.

Lebih lanjut, Nindy menyebutkan bahwa program magang MBKM dibagi menjadi tiga, yakni magang mandiri, magang kerjasama, dan magang bersertifikasi industri. Magang mandiri di sini, berarti mahasiswa mencari sendiri perusahaan yang mau dijadikan tempat magang. Karena perusahaan tersebut tidak melakukan kerjasama dengan ITS, selanjutnya mahasiswa akan diminta untuk membuat perjanjian kerjasama dengan perusahaan yang akan dituju. 

Kepala Sie Pengelola Magang Industri Direktorat Kemahasiswaan ITS, Ninditya Nareswari SM MSc (pojok kiri) saat menjelaskan pengelompokkan magang menjadi tiga

Nindy menyebutkan, mahasiswa sering merasa bahwa persyaratan ini sering dianggap menyulitkan. Padahal, lanjutnya, perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk melindungi mahasiswa selama program magang berlangsung. Baginya, penting sekali membuat perjanjian kerja sama ini, karena pihaknya (ditmawa, red) tidak tahu karakteristik perusahaan dan fasilitas apa saja yang akan diberikan. “Jangan sampai mahasiswa yang magang di sana tidak mendapatkan timbal balik yang sesuai,” tambahnya. 

Jenis magang MBKM yang kedua adalah magang kerjasama dimana kegiatan magang dilakukan dengan mitra magang ITS. Mitra magang adalah perusahaan yang telah membangun kerjasama dengan ITS sehingga mahasiswa tidak perlu membuat perjanjian kerjasama lagi. Selain itu, detail-detail kegiatan magang pun sudah disepakati kedua belah pihak. Nindy juga menuturkan bahwa transfer mata kuliah juga akan lebih mudah karena sudah terdapat kerjasama sebelumnya.

Jenis magang yang ketiga adalah magang kerjasama bersertifikasi industri. Magang yang satu ini selain memberikan pengalaman kerja dan transfer sks bagi mahasiswa, juga memberikan keuntungan berupa sertifikasi industri. Magang ini dapat dikelompokkan menjadi tiga lagi, yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB), dan magang bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Penjelasan magang bersertifikasi industri oleh Ninditya Nareswari SM MSc (pojok kiri)

MSIB dikelola oleh Kemdikbudristek dan memiliki beragam perusahaan mitra, mulai dari BUMN hingga perusahaan Startup. Nindy menyebutkan, jumlah peminat MSIB di kalangan mahasiswa ITS adalah yang paling banyak. Walaupun begitu, dengan jumlah mitra ITS yang juga terus bertambah, maka mahasiswa ITS memiliki peluang diterima magang lebih besar.

Sedangkan PMMB adalah program Forum Human Capital Indonesia (FHCI) yang bekerja sama dengan BUMN. Program ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyalurkan potensi dan menggali pengalaman di BUMN. Karena mitranya khusus BUMN dan menggunakan sistem match up dalam proses seleksi, mahasiswa tidak bisa memilih secara spesifik perusahaan yang diinginkan saat mendaftar. Selain itu, mahasiswa yang mendaftar magang PMMB harus siap untuk ditempatkan dimana saja, khususnya di luar Pulau Jawa.

Magang bersertifikasi industri yang terakhir adalah magang bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Disini mahasiswa akan mengikuti aktivitas magang seperti biasa, namun di akhir akan diberi kesempatan untuk mengikuti ujian-ujian kompetensi. Nindy mengakui magang jenis ini masih sangat jarang untuk tersedia kepada mahasiswa. “Sehingga, sebaiknya para mahasiswa tidak melewatkan kesempatan apabila menemukan magang jenis ini,” harapnya.

Sebelum mengakhiri sosialisasi, Nindy menghimbau kepada para mahasiswa untuk berkonsultasi dengan Subdirektorat PK2 sebelum mendaftar magang.Perlu dipastikan pula mahasiswa memiliki waktu yang luar untuk menjalankan magang. Hal ini ia lakukan agar para mahasiswa tidak mogok magang di tengah jalan dengan berbagai alasan. “Kami ingin semuanya dimulai dan diselesaikan dengan baik agar tidak merugikan pihak manapun,” tandasnya.(*) 

Reporter: Nurul Lathifah
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal

Berita Terkait