Salah satu tantangan di era Revolusi Industri 4.0 ini adalah kolaborasi digital lewat sektor logistik
Kampus ITS, ITS News – Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 turut membawa dampak negatif pada rantai pasok logistik. Oleh karenanya, penting untuk kembali mengoptimalkan kinerja sektor logistik lewat kolaborasi digital.
Dalam seminarnya, General Manager PT Cikarang Inland Port, Imam Wahyudi menyampaikan bahwa penerapan digitalisasi logistik di Indonesia masih memerlukan pengoptimalan. Bukan tanpa alasan, menurutnya, hal tersebut lantaran mayoritas operasi logistik skala nasional masih mengandalkan sistem lama. “Berkaca dari negara-negara maju, mereka sudah mengadopsi digitalisasi,” ujar Imam.
Imam melanjutkan, praktik digitalisasi logistik mampu memberikan ragam manfaat. Misalnya untuk menunjang program National Logistic Ecosystem (NLE), salah satu terobosan Direktorat Jenderal Bea Cukai Indonesia untuk mempercepat arus logistik.
Menurut Imam, kunci utama dalam mengimplementasikan NLE ialah dengan menguatkan integrasi antara pemerintah dengan penyedia logistik. “Dalam prosesnya akan meliputi penyederhanaan proses bisnis, pengoptimalan pertukaran data berbasis cloud, dan sebagainya,” tutur pria ini dalam sesi webinar Industrial Challange (INCHALL) ITS, 22 Mei lalu.
General Manager PT Cikarang Inland Port, Imam Wahyudi dalam gelar wicara Industrial Challange (INCHALL) ITS, 22 Mei lalu
Disamping itu, ia menambahkan, manfaat lain dari kolaborasi digital lewat pasar logistik adalah membuka pasar baru bagi penyedia jasa dengan sasaran yang lebih luas. Tidak sebatas itu, pasar logistik juga akan menjadi lebih efisien lantaran pemanfaatan pemasaran dan promosi lewat platform digital.
Sementara itu, konsumen juga akan memperoleh keuntungan pelayanan yang mudah, murah, efisien, dan aman. “Kerja sama yang optimal antar pihak di sektor logistik ini mampu mewujudkan potensi-potensi tersebut,” imbuh lulusan Universitas Diponegoro ini.
Akan tetapi, Imam mengakui jika masih banyak tantangan dalam mewujudkan digitalisasi tersebut. Salah satunya ialah kondisi Indonesia sebagai negara berkembang dengan sistem ekonomi yang belum stabil dan infrastrukturnya belum merata. “Perusahaan penyedia logistik pun juga memiliki tantangan internal untuk beradaptasi dengan kondisi baru ini,” sebutnya.
Untuk mengatasi segala tantangan tersebut, Imam menyarankan agar para pemangku kepentingan logistik cepat dalam beradaptasi mengatasi perubahan global. Salah satunya adalah dengan menyadari bahwa peluang kolaborasi digital di sektor logistik lebih besar daripada kerugiannya. “Maka dari itu, penting untuk mengembangkan sektor logistik kemajuan negara ini,” pungkasnya. (*)
Reporter : Shauma Aulya Zahra
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung

