ITS News

Rabu, 24 April 2024
19 Oktober 2021, 16:10

Mahasiswa ITS Gagas Mesin Sangrai untuk Bantu IKM Sidoarjo

Oleh : itsmeg | | Source : ITS Online

Potret tim MIRA dan pemilik IKM Virgo Barokah Food bersama hasil produk yang dihasilkan mesin sangrai.

Kampus ITS , ITS News – Keterbatasan alat pengolah menjadi penghalang Industri Kecil Menengah (IKM) Virgo Barokah Food dalam menjual rempah-rempah siap pakai. Melihat hal itu, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan mesin sangrai bubuk rempah-rempah dengan sistem double jacket evaporator vakum untuk membantu IKM asal Sidoarjo tersebut.

Mesin sangrai bernama MIRA ini merupakan inovasi dari tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) PI ITS yang kini lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Nama MIRA merupakan singkatan dari Mesin Pengering Rempah-Rempah, yang mana sekaligus menjadi nama tim yang dipimpin oleh Alvin Virgiawan. 

Inovasi ini berawal dari keluhan IKM Virgo Barokah Food tentang proses pengolahan bumbu rempah-rempah yang lambat dan tidak sebanding dengan besarnya permintaan pasar yang datang. Tahapan sangrai untuk mengurangi air memakan waktu yang cukup lama metode tradisional yang digunakan membuat produk rawan menjadi gosong. “MIRA memang didesain khusus untuk membantu meningkatkan penjualan produk bumbu rempah-rempah,” ujar Alvin.

Sesuai dengan permasalahan yang ada, MIRA dirancang menggunakan sistem double jacket evaporator vakum. Dengan metode ini, pemanasan dilakukan secara tidak langsung dan menggunakan fluida sebagai perantaranya. “Mesin ini memiliki tabung berlapis dua, tangki yang di dalam sebagai tempat penyangrai, sedangkan tanki lapisan luar merupakan reservoir air ataupun cairan lain menyesuaikan suhu yang diinginkan,” terang Alvin.

Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Industri ITS ini mengatakan, MIRA menggunakan energi listrik yang terdiri dari motor listrik, motor gearbox, pemanas air, serta panel pengatur otomasi suhu. “Pada panel pengatur suhu, apabila suhu melebihi batas yang diinginkan, maka pemanas air akan mati secara otomatis dan kemudian akan aktif kembali setelah mencapai suhu 30 derajat celcius,” papar Alvin.

Tak hanya itu, MIRA juga dilengkapi dengan vacuum cleaner yang fungsinya untuk mengeluarkan uap air dan mempercepat proses pengeringan. “Penggunaan vacuum cleaner hanya pada lima menit terakhir saja agar menghemat penggunaan listrik, mengingat daya listriknya besar,” imbuh mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Tim MIRA saat mengunjungi IKM Virgo Barokah Food untuk pemasangan mesin sangrai.

Menurut Alvin, MIRA sengaja dirancang agar mudah digunakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Untuk cara memakainya, pengguna hanya perlu mengisi air pada bejana luar dan memasukkan bubuk ke bejana dalam. Setelah itu, pengguna perlu mengatur panas pada panel dan mengaktifkan mixer untuk mengaduk bubuk agar kering secara merata. “Langkah terakhir adalah mengaktifkan motor listrik untuk menggerakkan gear pump atau pompa fluida,” tambahnya.  

Lebih lanjut, Alvin menjelaskan bahwa gear pump memiliki peranan penting untuk mengendapkan udara yang ada pada bejana dalam agar titik didih air yang dihasilkan pada pemanas tidak melebihi suhu yang ditentukan. “Apabila suhu terjaga, tepung atau bubuk yang dikeringkan akan tetap aromatic, terjaga kandungan nutrisinya, serta terhindar dari gosong,” terangnya.

Sejak digunakan pada Agustus lalu, MIRA tercatat mampu menghemat biaya produksi hingga 800 ribu rupiah. Selain itu, Khoiriyah selaku pemilik IKM Virgo Barokah Food mengaku puas dengan adanya MIRA karena mampu meningkatkan kapasitas produksi dari dua kilogram menjadi 12 kilogram dalam sekali sangrai. “Kami sangat terbantu dengan adanya MIRA karena harga dan biaya perawatan yang tidak mahal,” ujar Khoiriyah.

Tim MIRA menjelaskan penggunaan mesin Sangrai kepada IKM Virgo Barokah Food.

Di akhir, tim yang beranggotakan Alvin Virgiawan, Syech Maulana Malik, dan Zulfa Vikriandy dari Departemen Teknik Mesin Industri, serta Dhimas Khamim Eka Putra dan Krisna Pramudya Dharma asal Departemen Teknik Elektro angkatan 2018 yang dibimbing oleh Ir Nur Husodo MS ini berharap bahwa MIRA bisa segera didaftarkan hak paten. Dengan begitu, MIRA dapat diproduksi secara massal dan dapat membantu UMKM untuk mengembangkan produknya secara kualitas maupun kuantitas. (*)

Reporter: Megivareza Putri Hanansyah

Redaktur: Heny Tri Hendardi

Berita Terkait